Abstract:
Indonesia merupakan negara yang rawan akan gempa karena letaknya yang dilalui jalur Cincin Api Pasifik. Hal ini mengakibatkan beberapa daerah di Indonesia sering kali mengalami gempa terusmenerus, sehingga dalam penelitian ini akan dibahas pengaruh gempa, baik gempa utama (mainshock) dan gempa susulan (aftershock) pada gedung dengan ketidakberaturan massa. Terdapat 3 model 12 lantai dengan kategori resiko IV yang dianalisis dengan pembeda terletak pada letak
ketidakberaturan massa di lantai 3, 6, dan 9. Ketidakberaturan massa terjadi karena adanya ruang penyimpanan perpustakaan yang berat seismiknya diambil sebesar 70%. Model akan dianalsis dengan menggunakan analisis nonlinear riwayat waktu dengan 5 rekaman gempa yang memiliki karakteristik berbeda-beda, yaitu gempa Denpasar B-T, El-Centro N-S, Flores, Parkfield N65E, dan Bucharest N-S. Selanjutnya, gempa susulan akan diambil sebesar 0.9x, 0.8x, 0.7x, dan 0.6x dari
gempa utama. Berdasarkan hasil analisis, sebelum adanya gempa susulan, hanya gempa parkfield yang mengakibatkan simpangan antar tingkat tidak memenuhi persyaratan izin, oleh karena itu model perlu diperkaku dengan memperbesar dimensi penampang. Setelah adanya gempa susulan, simpangan antar tingkat akibat gempa el-centro, flores, dan parkfield tidak memenuhi persyaratan izin walaupun gempa susulan telah diambil hingga 0.6x gempa utama. Selanjutnya, dengan adanya gempa susulan, tingkat kinerja gedung masih dalam rentang Immediate Occuppancy hingga Life Safety untuk semua gempa, kecuali gempa parkfield. Tingkat kinerja gedung ketika diberikan gempa susulan parkfield adalah Life Safety hingga Collapse Prevention yang dimana kinerja ini tidak memenuhi syarat untuk gedung baru dengan kategori resiko IV.
