Abstract:
Material konstruksi yang paling sering digunakan saat ini adalah material beton sehingga membutuhkan semen sebagai material utamanya. Dalam pembuatan semen, masih banyak menghasilkan gas CO2 yang berbahaya bagi lingkungan. Upaya dalam mengatasi gas CO2 ini adalah mengganti semen menjadi GGBFS sebagai binder dalam campuran beton. GGBFS harus diaktifkan dengan menggunakan sodium hidroksida dan sodium silikat agar dapat menjadi binder dalam campuran beton. Dalam mendukung lingkungan yang ramah, material agregat kasar yang digunakan merupakan lumpur sidoarjo yang sudah diolah menjadi kerikil Agregat halus yang digunakan merupakan campuran dari agregat halus alami dan pasir sidoarjo yang merupakan hasil pengolahan juga. Campuran dari GGBFS, aktivator, kerikil lumpur sidoarjo dan pasir merupakan beton
geopolimer. Campuran beton yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan 3 macam variasi agregat halus, 0% pasir sidoarjo, 15% pasir sidoarjo dan 30% pasir sidoarjo. Perbandingan antara agregat dan binder 60%:40%. Perbandingan antara agregat kasar dan agregat halus 60%:40%. Perbandingan larutan aktivator NaOH dan Na2SiO3 40%:60%. Pengujian yang dilakukan kuat tekan, kuat tarik belah, kuat geser, modulus elastisitas, poisson ratio dan UPV NDT. Seluruh pengujian
menggunakan benda uji silinder 100 x 200 mm kecuali pengujain kuat geser menggunakan benda uji balok 100 x 100 x 300 mm. Pengujian kuat tekan 28 hari pada 0%, 15% dan 30% sebesar 31,65 MPa, 31,08 MPa dan 34,04 MPa. Pengujian kuat tarik belah maksimum sebesar 2,83 MPa. Pengujian kuat geser maksimum sebesar 2,82 MPa. Pengujian modulus elastisitas dan poisson ratio maksimum sebesar 16039,67 MPa dan 0,31. Pengujian UPV NDT menunjukkan seluruh beton pada penelitian ini memiliki kualitas baik. Kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat geser maksimum berturutturut
terletak pada variasi agregat halus 30%, 15% dan 15%.
