Abstract:
Ketersediaan lahan yang semakin sedikit menyebabkan pembangunan cenderung dilakukan ke arah vertikal dengan membangun gedung bertingkat. Indonesia merupakan negara yang sering mengalami bencana gempa karena letak geografisnya. Bencana gempa dapat menyebabkan kegagalan struktur bahkan keruntuhan pada bangunan, sehingga pembangunan gedung bertingkat di Indonesia harus diperhatikan. Salah satu perkembangan teknologi untuk menahan gaya gempa adalah dengan memasang pengaku jenis BRB (Buckling – Restrained Brace) yang memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya tekuk pada bresing ketika memikul gaya gempa. Pada skripsi ini, dilakukan analisis sistem rangka BRB pada gedung beton bertulang delapan lantai dengan konfigurasi Two Story – X dan dilakukan juga desain sambungan BRB ke rangka beton. Berdasarkan hasil analisis respons spektra, dibutuhkan dimensi balok dan kolom yang cukup besar di daerah pemasangan BRB, untuk daerah lain dapat digunakan dimensi yang lebih kecil. Berdasarkan analisis riwayat waktu, sendi plastis terjadi pertama kali pada elemen BRB sesuai yang diharapkan. Kondisi struktur berada pada tingkat mencapai kondisi ultimitnya pada saat pembebanan gempa Landers dan berada pada tinggat hanya memiliki kekuatan sisa pada saat pembebanan gempa Taiwan dan Chi – Chi. Sambungan BRB ke pelat buhul didesain menggunakan sambungan baut dan dibutuhkan 10 buah baut dengan diameter 30 mm, sedangkan sambungan pelat buhul ke rangka beton didesain menggunakan konektor geser dan dibutuhkan 30 konektor geser dengan diameter 25 mm untuk 1 pelat buhul.
