Abstract:
Penelitian ini menyoroti peran makna arsitektur dalam relasi antara bentuk dengan fungsi, yang semakin disadari karena meningkatnya dampak negatif modernitas dalam kehidupan manusia. Sebagai bahasa yang menyampaikan maknanya dalam kognisi manusia, bentuk arsitektur sangat memengaruhi relasi manusia dengan lingkungannya dalam aktivitas fungsional. Fenomena yang semakin kuat terpacu oleh kemajuan teknologi industri dan informasi dewasa ini, menunjukkan ketakseimbangan fisik dan batin, sensibilitas dan intelektualitas manusia dalam mengungkap dan menangkap makna arsitektural. Secara empiris fenomena ini ditemukan di berbagai tempat dalam keserupaan dan keanehan bentuk arsitektur, dan menandai kurangnya kesadaran atas pentingnya makna arsitektural dalam menciptakan interaksi bermakna bagi manusia dengan tempat hidupnya. Permasalahan ini perlu dicermati karena relasi manusia dengan lingkungan fisiknya sangat memengaruhi kualitas hidup manusia. Menyikapi pengaruh negatif dalam kehidupan modern, arsitektur puitis menunjukkan signifikansi makna arsitektural, karena memampukan manusia untuk menangkap kedalaman makna realitas melalui totalitas aspek-aspek kognitif yang terintegrasi dalam keseimbangan non-dualistis. Arsitektur puitis menunjukkan peran bentuk yang sangat spesifik mewadahi aktivitas fungsinya. Ekspresi bentuk arsitektur puitis menyingkap makna dalam pengalaman manusia ketika beraktivitas, hingga menggugah dan membangkitkan kesadaran eksistensial dan pemahaman melalui cara pandang baru. Dengan menggunakan metode penyingkapan makna puitis pengalaman berarsitektur dalam paradigma fenomenologi hermeneutika, penelitian ini akan menganalisis properti dan komposisi bentuk arsitektur, berlandas pada makna inti pengalaman puitis yang dialami manusia secara intersubjektif pada kasus studi. Dengan tujuan mendeskripsikan pengalaman puitis arsitektural dan menginterpretasikan ekspresi bentuk arsitektur yang menyingkapnya, penelitian ini menghasilkan temuan yang mendukung teori substantif baru tentang makna puitis arsitektural beserta metode penyingkapannya. Hasil analisis pengalaman deskriptif dan interpretatif dalam penelitian ini menunjukkan kekuatan puitis ketika menyingkap maknanya melalui cara dramatis paradoksikal dalam tatanan narasi spasial, hingga memunculkan makna baru yang bersifat metaforis dalam kesadaran manusia. Temuan berupa pemahaman tentang landasan filosofis, teoretis dan metodologis tentang penyingkapan makna puitis dalam berarsitektur, dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan makna puitis arsitektural, juga memperkaya pemahaman tentang fenomenologi hermeneutika dalam arsitektur yang sangat bermanfaat dalam wacana praktis dan teoretis.