dc.description.abstract |
Data dari Kementerian PUPR memperlihatkan jumlah backlog kepemilikian rumah layak
huni yang terus meningkat dan tidak mampu mengimbangi jumlah keluarga yang terus
bertambah. Salah satu solusi untuk mengimbangi hal tersebut adalah dengan menggunakan sistem beton pracetak. Pada 2004 Kementerian PUPR menciptakan teknologi beton pracetak yang disebut RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat), untuk mewujudkan percepatan konstruksi rumah tinggal di Indonesia, Kementerian PUPR memberikan pelatihan dan sertifikasi serta penugasan kepada aplikator-aplikator dalam memproduksi cetakan panel hingga pada tahap pemasangannya. Namun seiring waktu berjalan jumlah aplikator yang aktif terus berkurang akibat terdapat beberapa masalah yang terjadi sehingga menyebabkan turunnya kinerja aplikator, sehingga pada penelitian ini diperlukan evaluasi kinerja aplikator RISHA. Dalam mengidentifikasi parameter pembentuk kinerja, peneliti melakukan studi literatur yang mendalam, serta melakukan kunjungan dan wawancara ke salah satu workshop aplikator. Metode wawancara dan pemberian kuisioner dilakukan kepada beberapa aplikator untuk mengetahui permasalahan, penilaian, dan kinerjanya. Dengan
metode Analythical Hiearchy Process (AHP) yang digunakan untuk menentukan bobot dari setiap parameter yang membentuk kinerja aplikator, rata-rata aplikator lebih mementingkan parameter perspektif kepuasan pelanggan dengan bobot sebesar 31% dari lima perspektif yang ada. Kemudian dari hasil penilaian kinerja dengan metode balanced scorecard, ratarata aplikator memiliki skor yang tertinggi pada perspektif aktivitas internal perusahaan dengan pencapaian nilai skor 4,4 dan memiliki skor rata-rata terendah pada perspektif human resources dengan nilai 3,1, sehingga nilai kesuluruhan kinerja aplikator mencapai angka 4,0 dengan kesimpulan baik |
en_US |