Abstract:
Industri konstruksi memiliki tingkat kecelakaan kerja yang relatif tinggi, dengan mewakili 31,6% kecelakaan kerja di Indonesia. Meski sifat dari suatu kecelakaan itu sendiri tidak terduga dan tidak dikehendaki, hal tersebut dapat diperkirakan dan direncanakan penanggulangannya sebaik mungkin. Perencanaan yang baik memerlukan pendekatan yang sama baiknya, salah satunya adalah menggunakan pendekatan analisis sitematis. Terdapat beberapa teknik analisis sistematis keselamatan dan kesehatan kerja. Salah satunya adalah metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC). Pekerjaan struktur pada suatu proyek konstruksi menggunakan banyak elemen yang dapat menjadi risiko bahaya bagi para pekerja. Oleh karena itu manajemen risiko sangatlah penting untuk runtutan pekerjaan ini. Penelitian ini menemukan terdapat 61 potensi bahaya yang dapat terjadi paka pekerjaan struktur proyek gedung X. Terdapat 10 bahaya low risk, 26 bahaya medium risk, 17 bahaya high risk, dan 8 bahaya extreme risk. Dari potensi bahaya tersebut, direncanakan juga upaya untuk mengendalikan dan menurunkan kemungkinan terjadinya potensi bahaya. Upaya pengendalian berupa tindakan pengendalian Teknik, pengendalian administrative, dan APD, memerlukan biaya sebesar Rp 318.934.900 untuk dapat mengadakan upaya pengendalian risiko tersebut.
