Abstract:
Dalam era perkembangan bisnis di Indonesia saat ini, para pelaku bisnis harus
memiliki keunggulan dan kompetensi yang baik dalam menjalankan operasional
bisnisnya agar dapat tetap bertahan dan bersaing di pasar ekonomi Indonesia, tak
terkecuali perusahaan manufaktur pada industri farmasi. Walaupun perusahaan
manufaktur pada industri farmasi menjadi salah satu industri yang paling
dibutuhkan saat masa pandemi, perusahaan harus dapat menjalankan aktivitas
operasional secara efektif dan efisien dalam upaya mencapai target produksi
perusahaan. Namun, dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan, tentu
terdapat masalah dan kendala dalam upaya mencapai target produksi perusahaan.
Maka dari itu, diperlukannya pemeriksaan operasional pada kegiatan operasional
proses produksi perusahaan. Pemeriksaan operasional merupakan sebuah aktivitas untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari seluruh prosedur dan metode operasi
organisasi atau perusahaan yang kemudian akan menghasilkan rekomendasi dari
temuan-temuan yang ada bagi manajemen perusahaan dalam upaya meningkatkan
operasional perusahaan. Tujuan dari dilakukannya pemeriksaan operasional adalah
untuk menilai kinerja serta mengidentifikasi peluang guna melakukan perbaikan
yang menghasilkan output berupa saran dan rekomendasi guna perbaikan atau
tindakan lebih lanjut yang dapat diambil oleh perusahaan. Dengan adanya
pemeriksaan operasional, kegiatan operasional proses produksi perusahaan
diharapkan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti memperoleh informasi melalui dua sumber data, data primer dan data sekunder. Adapun, teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berupa studi lapangan, berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi serta studi literatur sebagai referensi lainnya. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan
bahwa masih terdapat produk pada batch tertentu yang tidak mencapai target
produksi perusahaan dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan sebesar Rp119.385.014,- dalam satu tahun selama tahun 2022, di luar dari kerugian atas batas toleransi perusahaan dan total kerugian keseluruhan dari produk yang tidak mencapai target produksi sebesar Rp276.958.846,- dalam satu tahun selama tahun 2022. Selain itu, ditemukan juga faktor-faktor penyebab dari tidak tercapainya target produksi perusahaan yang diklasifikasikan menjadi empat faktor, faktor manusia, faktor mesin, faktor metode, dan faktor material sehingga terdapat rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan seperti membuat sistem pengajuan cuti untuk karyawan, melakukan pembagian tugas pada karyawan bagian tertentu, melakukan pelatihan tambahan bagi karyawan, hukuman atau sanksi yang tegas secara tertulis terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan, melakukan maintenance pada mesin yang digunakan dalam proses produksi secara rutin dan terjadwal, dan rekomendasi-rekomendasi lainnya.