Abstract:
PT X merupakan vendor yang bertanggung jawab untuk menyediakan bambu
dari proyek jalan tol Semarang – Demak. Bambu yang digunakan perlu memiliki mutu yang sesuai spesifikasi standar dengan harga yang kompetitif dalam rangka efisiensi biaya. PT X menggunakan tiga supplier bambu untuk menyediakan kebutuhan bambu tersebut, yaitu supplier A, supplier B dan supplier C yang mana memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pada pelaksanaannya sering terjadi retur bambu dalam jumlah yang banyak dan menghambat proses pengerjaan proyek jalan tol Semarang – Demak. Oleh sebab itu, diperlukan supplier yang tepat untuk dapat mengakomodasi kebutuhan bambu. Pada penelitian ini digunakan empat metode yang berbeda dengan tujuan untuk mengetahui supplier yang paling tepat berdasarkan karakteristik dari setiap metode yang digunakan. Kelima metode tersebut adalah metode AHP, ANP, CPI, PROMETHEE dan TOPSIS. Pada metode PROMETHEE dan TOPSIS akan dilakukan proses integrasi dengan metode AHP dan ANP untuk memperoleh hasil keputusannya. Data yang digunakan berupa hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh pengambil keputusan di PT X. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh lima kriteria dan dua belas subkriteria sebagai pertimbangan dalam pemlihan supplier bambu. Data yang diperoleh akan diolah dengan setiap metodenya dan dilakukan proses ranking untuk mengetahui supplier yang paling tepat untuk PT X.
Hasil yang diperoleh dari setiap metode akan dibandingkan satu sama lain untuk
mengetahui preferensi penggunaan dari setiap metodenya. Pada metode AHP, ANP, AHPTOPSIS dan ANP TOPSIS supplier A menempati urutan pertama sebagai supplier terpilih. Kemudian, hasil dari metode AHP-PROMETHEE I dan ANP-PROMETHEE I supplier A berada pada urutan pertama sedangkan pada metode CPI diperoleh hasil supplier C pada urutan pertama. Berdasarkan hasil konversi urutan supplier menjadi sistem poin, diperoleh hasil supplier B sebagai supplier bambu utama dari PT X.