dc.description.abstract |
Perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi telah menciptakan inovasi baru dalam sektor ekonomi kreatif, salah satunya adalah bidang fashion. Namun, perkembangan yang dinamis ini mampu menggeser praktik ekonomi tradisional seperti toko ritel offline yang bukan lagi menjadi pilihan utama bagi konsumen. Termasuk Rumah Rajut yaitu toko ritel pakaian yang menjual berbagai produk fashion rajut hasil produksi sendiri sejak tahun 2012. Saat ini, diketahui bahwa masalah yang seringkali dialami oleh Rumah Rajut adalah tidak tercapainya target penjualan. Hal ini diduga dapat terjadi karena niat beli konsumen yang rendah. Maka, melalui penelitian ini akan disusun upaya peningkatkan transaksi pembelian di Rumah Rajut berdasarkan faktor yang memengaruhi niat beli konsumen. Model penelitian didasari dari hasil identifikasi masalah dan studi pendahuluan yang mengkaji variabel retail mix. Terdapat 7 buah variabel independen yaitu pelayanan, lokasi, desain dan tampilan toko, keberagaman produk, bauran komunikasi, harga, dan kualitas produk yang akan diuji pengaruhnya terhadap 1 variabel dependen yaitu niat beli konsumen toko ritel pakaian. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Terdapat sebanyak 182 responden akhir yang lolos seleksi untuk diuji dengan menggunakan pendekatan survei. Pengujian dilakukan sebanyak 2 buah yaitu evaluasi model pengukuran dengan PLS-SEM (Partial Least Square-Structural Equation Modeling) dan evaluasi model struktural dengan analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian didapati bahwa pelayanan, lokasi, desain dan tampilan toko, harga, dan kualitas produk yang berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli konsumen. Penelitian menghasilkan 21 usulan perbaikan sebagai upaya untuk meningkatkan transaksi pembelian Rumah Rajut, antara lain pemberian informasi diskon yang menarik, inspeksi rutin terhadap produk yang dijadikan display, perbaikan desain dan tampilan toko, serta penambahan fasilitas untuk membuat konsumen menjadi lebih nyaman. |
en_US |