Abstract:
American Democracy Promotion merupakan aspirasi yang telah lama tertanam di
Amerika Serikat dengan keyakinan bahwa pembentukan demokrasi membawa
dunia lebih dekat ke perdamaian dan stabilitas. Meskipun upaya dan dana yang
dituangkan untuk mempromosikan demokrasi, Afghanistan menjadi salah satu
contoh dimana American Democracy Promotion berupa kontraproduktif dengan
peningkatan tingkat korupsi, kebutuhan pokok masyarakat yang minim serta
meningkatnya kekerasan yang ditimbulkan oleh kelompok pemberontak seperti
Taliban. Khususnya, dengan kebangkitan total Taliban, American Democracy
Promotion terbukti gagal dan menghasilkan negara yang semakin jauh dari
nilai-nilai demokrasi. Dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
bagaimana demokratisasi AS di Afghanistan berkontribusi dalam meningkatkan
kekuatan Taliban yang berfokus pada tahun 2014-2020. Dipandu oleh konsep
Demokratisasi Jack Snyder dan Protracted Social Conflict Edward Azar, studi ini
menemukan bagaimana proses demokratisasi AS telah meninggalkan masalah
politik, budaya, dan teknis yang mengundang aktor non-demokratis seperti
Taliban untuk memobilisasi kehadirannya. Lebih jauh lagi, penelitian ini melihat
bagaimana Taliban mampu menunggangi gelombang demokratisasi demi
keuntungan mereka. Secara keseluruhan, kajian ini mengilustrasikan
demokratisasi sebagai pedang bermata dua yang penerapannya harus
diimplementasi secara hati-hati dan tidak dipromosikan secara sembarangan.
