Abstract:
Penelitian ini membahas peran aktor non-pemerintah dalam menangani
permasalahan perubahan iklim. Penanganan permasalahan perubahan iklim
selayaknya dilakukan oleh pemerintah. Hanya saja, pemerintah di kawasan
Kalimantan Barat sendiri dalam hal ini tidak berperan secara signifikan sehingga
memerlukan kehadiran masyarakat Dayak Iban Sungai Utik yang terlibat lebih
banyak dalam menangani permasalahan perubahan iklim. Berdasarkan pernyataan
tersebut, peneliti membuat pertanyaan penelitian berupa “Bagaimana peran
Masyarakat Dayak Iban Sungai Utik dalam menangani permasalahan perubahan
iklim terhadap Malaysia?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti
menggunakan Teori Hijau, Diplomasi Budaya, dan Diplomasi Multistakeholder
dengan metode penelitian kualitatif melalui studi literatur dengan studi kasus
tunggal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan
bahwa masyarakat Dayak Iban Sungai Utik berperan sebagai pendukung upaya
pencegahan perubahan iklim terutama dalam isu kabut asap lintas batas melalui
melalui lokakarya, pelatihan kebudayaan, konferensi, dan publikasi budaya serta
merupakan aset Indonesia dalam melakukan diplomasi budaya melalui perannya
dalam penjagaan kelestarian alam atas nilai adat yang dimiliki. Dalam penelitian ini pula, penulis melihat penemuan menarik lainnya yaitu masyarakat Dayak Iban
Sungai Utik mendukung tugas pemerintah dalam menangani permasalahan
perubahan iklim terhadap Malaysia.