Abstract:
Jepang merupakan salah satu negara yang melakukan praktik kolonialisme pada Perang
Dunia Kedua dengan Indonesia dan Korea Selatan yang menjadi contoh dari negara yang dulu pernah terjajah. Namun, sebagai negara yang pernah terjajah, Indonesia dan Korea Selatan memiliki sikap yang berbeda terhadap Jepang pasca penjajahan walau kedua negara tersebut memiliki banyak persamaan dalam aspek historis dan politiknya. Adanya nilai nasionalisme memainkan peran dalam perbedaan sikap kedua negara terhadap Jepang pasca penjajahan dimana berdasarkan teori peluang fenomena nasionalisme dapat dilihat bahwa nasionalisme Korea Selatan lebih kuat dibandingkan Indonesia. Selain itu, media sebagai aktor dalam Hubungan Internasional memiliki peran yang besar dalam menyiarkan berita mengenai
hubungan Indonesia dan Korea Selatan dengan Jepang yang mempengaruhi sikap kedua negara pasca penjajahan dengan menggunakan framing. Maka dari itu, adanya nilai nasionalisme dan framing yang dilakukan dalam penyiaran hubungan Indonesia dan Korea Selatan berpengaruh kepada perbedaan impresi kedua negara terhadap Jepang yang berkaitan dengan disimilaritas sikap.