dc.description.abstract |
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pergeseran peran olahraga dan SME
sebagai ajang pertandingan menjadi suatu instrumen politik oleh negara, salah
satunya untuk berdiplomasi. Dalam hal ini, Tiongkok merupakan salah satu negara
yang aktif memanfaatkan olahraga dan SMEs sebagai instrumen diplomasi untuk
mencapai kepentingannya. Salah satu bentuk diplomasi olahraga terbaru yang
dilakukan oleh Tiongkok adalah diplomasi olahraga melalui penyelenggaraan
SMEs yakni Olimpiade Musim Dingin 2022. Adapun, diplomasi melalui Olimpiade
ini didasari oleh kepentingan yang tertulis dalam dokumen 46. Meski Tiongkok
merupakan negara yang tergolong lemah dalam aspek tradisi olahraga musim
dingin, negara ini tetap ingin menjadi tuan rumah Olimpiade tersebut. Padahal,
negara-negara tuan rumah Olimpiade cenderung memiliki tradisi olahraga yang
kuat di masyarakatnya. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk menemukan
motivasi-motivasi yang melatarbelakangi Tiongkok dalam menawarkan diri
sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022. Berdasarkan pernyataan
tersebut, penulis merumuskan pertanyaan penelitian Mengapa Tiongkok tetap
ingin menjadi tuan rumah untuk Olimpiade Musim Dingin 2022 terlepas dari
lemahnya tradisi olahraga musim dingin? . Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
penulis menggunakan beberapa teori dan konsep yaitu diplomasi, diplomasi publik,
diplomasi olahraga, nation branding, dan konsep five hoped-for legacies. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang mengandalkan data-data deskriptif dan non-numerik. Berdasarkan analisis dan interpretasi terhadap data tersebut dengan menggunakan teori dan konsep, penulis menyimpulkan bahwa
penawaran Tiongkok ini didasari oleh empat motivasi. Adapun motivasi tersebut
yakni motivasi untuk meningkatkan pendapatan ekonomi, regenerasi perkotaan,
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga, dan meningkatkan
citra internasional serta untuk menunjukkan soft power yang dimiliki. |
en_US |