dc.description.abstract |
Ancaman memiliki peranan penting dalam dinamika politik internasional dimana tindakan negara sering kali merupakan reaksi terhadap ancaman yang dihadapi. Proses persepsi ancaman akan menentukan tingkat keterancaman negara serta bagaimana negara bereaksi. Penelitian ini akan menganalisa perbedaan reaksi Rusia terhadap wacana bergabungnya negara Baltik dan Ukraina ke NATO. Rusia menginvasi Ukraina karena merasa terancam oleh wacana Ukraina yang ingin bergabung dengan NATO dimana hal tersebut bertolak belakang dengan respon Rusia terhadap bergabungnya Negara Baltik (Estonia, Lithuania, Latvia) ke NATO yang lebih mengedepankan langkah-langkah diplomatik salah satunya dengan pembentukan Russia-NATO Council. Untuk menganalisa anomali tersebut penulis menggunakan teori Threat Perception oleh Raymond Cohen dianggap ada setelah melalui proses persepsi dan ancaman bersifat subjektif tergantung bagaimana negara mempersepsikan ancaman tersebut. Teori tersebut memiliki tujuh tahap persepsi ancaman yang meliputi geopolitik, sejarah, vulnerabiltas, artikulasi pemimpin,
kebijakan alternatif, external support dan coping mechanism. Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa sejatinya ancaman merupakan sesuatu yang subjektif tergantung bagaimana aktor mempersepsikan ancaman tersebut, dikarenakan terdapat faktorfaktor yang menyertai dalam proses persepsi ancaman. Subjektifitas inilah yang akan menghasilkan perbedaan tingkat keterancaman negara terhadap suatu isu yang nantinya akan menentukan respon negara terhadap ancaman tersebut. Sehingga, negara dapat memiliki reaksi berbeda dalam skenario yang sama terbukti dari perbedaan reaksi Rusia terhadap ancaman bergabungnya negara Baltik dan Ukraina ke NATO.Ancaman memiliki peranan penting dalam dinamika politik internasional dimana tindakan negara sering kali merupakan reaksi terhadap ancaman yang dihadapi. Proses persepsi ancaman akan menentukan tingkat keterancaman negara serta bagaimana negara bereaksi. Penelitian ini akan menganalisa perbedaan reaksi Rusia terhadap wacana bergabungnya negara Baltik dan Ukraina ke NATO. Rusia menginvasi Ukraina karena merasa terancam oleh wacana Ukraina yang ingin bergabung dengan NATO dimana hal tersebut bertolak belakang dengan respon Rusia terhadap bergabungnya Negara Baltik (Estonia, Lithuania, Latvia) ke NATO yang lebih mengedepankan langkah-langkah diplomatik salah satunya dengan pembentukan Russia-NATO Council. Untuk menganalisa anomali tersebut penulis menggunakan teori Threat Perception oleh Raymond Cohen dianggap ada setelah melalui proses persepsi dan ancaman bersifat subjektif tergantung bagaimana negara mempersepsikan ancaman tersebut. Teori tersebut memiliki tujuh tahap persepsi ancaman yang meliputi geopolitik, sejarah, vulnerabiltas, artikulasi pemimpin,
kebijakan alternatif, external support dan coping mechanism. Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa sejatinya ancaman merupakan sesuatu yang subjektif tergantung bagaimana aktor mempersepsikan ancaman tersebut, dikarenakan terdapat faktorfaktor yang menyertai dalam proses persepsi ancaman. Subjektifitas inilah yang akan menghasilkan perbedaan tingkat keterancaman negara terhadap suatu isu yang nantinya akan menentukan respon negara terhadap ancaman tersebut. Sehingga, negara dapat memiliki reaksi berbeda dalam skenario yang sama terbukti dari perbedaan reaksi Rusia terhadap ancaman bergabungnya negara Baltik dan Ukraina ke NATO. |
en_US |