Abstract:
Peran satuan pendidikan sangat berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan guna memperbaiki hasil penyelenggaraan proses pendidikan yang dilakukan. Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pengajaran perlu dilaksanakan secara langsung dan teratur oleh tenaga pendidik. Proses evaluasi kualitas pengajaran yang hanya berdasarkan penilaian dari mahasiswa dapat menyebabkan masalah subjektifitas penilaian. Hal tersebut dimaksudkan ketika pelaksanaan evaluasi kualitas pengajaran yang dilakukan hanya berdasarkan perasaan seseorang, tidak bergantung pada aspek pembelajaran yang ada. Proses evaluasi kualitas pengajaran perlu
dilaksanakan secara menyeluruh dengan melihat berbagai aspek ukuran penilaian pembelajaran. Selain itu, proses evaluasi kualitas pengajaran yang dilakukan secara langsung oleh pemangku kepentingan perguruan tinggi kerap kali dilupakan atau dihindari. Hal tersebut tidak terlepas dari ketersediaan waktu pemangku kepentingan dan instrumen penilaiannya, sehingga proses evaluasi kualitas pengajaran memerlukan adanya efektivitas dan efisiensi dalam menjalankannya.
Sistem evaluasi kualitas pengajaran pada perguruan tinggi dengan menggunakan metode fuzzy analytical hierarchy process (F-AHP) dibangun untuk menguraikan masalah multi-cirteria yang kompleks dan tidak terstruktur menjadi suatu masalah yang lebih terstruktur dan sistematis. AHP merupakan suatu metode penyelesaian masalah multi criteria decision making (MCDM), hal tersebut karena MCDM merupakan metode pengambilan keputusan yang mampu bekerja berdasarkan banyak kriteria yang telah ditentukan. Logika fuzzy yang diterapkan ke dalam sistem digunakan untuk memodelkan penalaran logis masukan AHP yang memiliki nilai kabur atau tidak jelas agar hasil yang dikeluarkan lebih pasti dan akurat. Dengan menetapkan instrumen penilaian yaitu sistem indeks evaluasi yang berperan sebagai data kriteria, maka proses evaluasi kualitas pengajaran yang diberikan oleh dosen yang berperan
sebagai data alternatif penilaian akan lebih efisien. Dan berdasarkan pengujian eksperimen yang dilakukan dengan memperhatikan bobot prioritas kepentingan evaluasi kualitas pengajaran, didapatkan bahwa hasil penilaian evaluasi kualitas pengajaran memiliki nilai evaluasi yang diharapkan oleh pemangku kepentingan. Dan akurasi hasil evaluasi yang dikeluarkan oleh sistem sesuai dengan hasil yang didapatkan melalui perhitungan manual. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem evaluasi kualitas pengajaran telah berhasil dibangun untuk memudahkan para pemangku kepentingan dalam membuat keputusan terkait dari hasil evaluasi
kualitas pengajaran yang didapatkan.