Abstract:
Kota Batam adalah pusat perekonomian Kepulauan Riau dengan jumlah penduduk tahun 2025 diprediksi mencapai 1,8 juta jiwa. Untuk mendukung proses pembangunan Kota Batam, diperlukan pasokan air baku yang dapat diandalkan. Waduk Mukakuning dan Duriangkang yang terhubung secara cascade merupakan penyumbang air baku terbesar di Kota Batam saat ini. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas dari kedua waduk dalam memenuhi kebutuhan air baku saat ini dan di masa yang akan datang. Debit pada DAS dihitung menggunakan model HEC-HMS harian dengan kalibrasi terhadap elevasi muka air Waduk Duriangkang. Debit rata-rata yang dapat dimanfaatkan adalah 4,46 m3/s dan debit andal 95% 0,71 m3/s. Tampungan pada Waduk Mukakuning dan Duriangkang adalah 6,3 dan 106,1 juta m3. Tampungan tersebut setara dengan 39% dan 77% dari volume limpasan masing-masing DAS, mengklasifikasikan kedua waduk dalam kategori multi-year. Debit yang dapat dimanfaatkan dari kedua waduk adalah sebesar 3,24 m3/s dengan keandalan 100%, 130 l/s lebih dari kapasitas yang ada saat ini. Luasnya area genangan mengakibatkan volume kehilangan air didominasi oleh evaporasi yang mencapai 32,6 juta m3/tahun sementara air yang limpas hanya 8,3 juta m3/tahun. Pada keandalan 95%, kedua waduk sudah mendekati kapasitas maksimum pada debit supply 4,03 m3/s dengan debit air yang limpas hanya 0,4 juta m3/tahun. Upaya meningkatkan kapasitas dengan meningkatkan muka air normal kurang efektif dan mengakibatkan bendungan overtopping dalam kondisi banjir PMF. Peningkatan kapasitas lebih efektif dapat diperoleh dengan perubahan pola operasi. Apabila waduk dalam kondisi kering, digambarkan dengan parameter SPI yang diprediksi, supply air dibatasi agar debit dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu lebih panjang. Pola operasi berdasarkan prediksi SPI dapat meningkatkan supply menjadi 3,55 m3/s (100%) atau 4,09 m3/s (95%) serta mengurangi kegagalan pada periode kering.