Abstract:
Propaganda merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan oleh suatu aktor politik untuk mencapai kepentingan yang dimilikinya. The Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merupakan kelompok teroris yang terkenal akan penggunaan beragam jenis media dalam menyebarkan pesan propaganda, dimulai dari old media seperti majalah hingga new media seperti media sosial. Twitter menjadi salah satu bentuk media sosial yang digunakan sebagai instrumen propaganda ISIS. Melalui penyebaran propaganda di Twitter, ISIS dapat meraih dukungan dari audiens yang lebih luas terhadap negara kekhalifahan yang berusaha dibangunnya. Dalam mempelajari lebih lanjut bagaimana media sosial Twitter berperan dalam aktivitas propaganda ISIS, maka penulis berupaya untuk menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut: "Bagaimana media sosial Twitter berperan dalam propaganda ISIS yang berakibat pada meluasnya jaringan terorisme (2014-2017)?". Penulis menggunakan konsep terorisme, new media, serta teknik propaganda dari Jerry Kroth dalam menjawab pertanyaan penelitian. Melalui penelitian berbasis metode kualitatif dengan menggunakan studi literatur serta analisis isi Tweets yang diunggah oleh para simpatisan ISIS, penulis menemukan bahwa teknik propaganda yang digunakan secara spesifik oleh ISIS dalam propagandanya adalah teknik reframing, repeated affirmations, serta imitative learning. Penulis juga menemukan tiga peran Twitter dalam penyebaran propaganda ISIS: a) Sebagai saluran komunikasi antara ISIS dengan audiens di luar kelompok, b) Sebagai penguat jangkauan informasi melalui beragam fitur yang dimilikinya, dan c) Sebagai fasilitator komunikasi dua arah yang meningkatkan intensitas keterlibatan dengan audiensnya. Penggunaan teknik propaganda dalam pesan yang diamplifikasi melalui beragam peran yang dimiliki Twitter menunjukkan bagaimana Twitter memiliki kekuatan untuk memenuhi kepentingan kelompok teroris ISIS dalam memperluas jaringan terorismenya secara global.