Abstract:
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Beberapa sumber daya alam tersebut diolah untuk bahan baku pembuatan obat bagi perusahaan farmasi. Perusahaan yang terlibat dalam mengelola sumber daya alam perlu memperhatikan lingkungan dan dampaknya, terutama pada saat pembuangan limbah dari pabrik farmasi yang dimana terdapat zat-zat berbahaya yang bisa merusak lingkungan. Dalam mempertahankan keberlangsungan suatu perusahaan tidak cukup hanya dengan mengejar keuntungan tetapi harus memperhatikan aspek keberlanjutan. Keberlanjutan tersebut akan berhasil apabila perusahaan menerapkan konsep ekonomi hijau untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan. Ekonomi hijau merupakan kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat atau masyarakat sebagai tujuan akhir dari kegiatan ekonomi serta diharapkan tercapainya keadilan untuk masyarakat dan lingkungan. Demi terwujudnya ekonomi hijau perlu memperhatikan triple bottom line. Triple bottom line merupakan suatu cara untuk terwujudnya ekonomi hijau melalui berbagai aspek seperti aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Pengungkapan dalam ketiga aspek tersebut akan membantu perusahaan untuk menciptakan ekonomi hijau dan meningkatkan kinerja keberlanjutan perusahaan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode yang digunakan untuk membantu peneliti menggambarkan karakteristik dari objek penelitian seperti karakter seseorang, organisasi, produk, kejadian, dan lainnya. Penelitian deskriptif dapat dilakukan dengan mengumpulkan data kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif memiliki beberapa manfaat yaitu memahami karakteristrik dari setiap kelompok, memikirkan secara sistematik mengenai berbagai aspek, memberikan ide, dan membantu dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan hasil pembahasan terlihat bahwa ekonomi hijau dapat berperan untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan pada perusahaan farmasi dari sisi aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Pada aspek ekonomi, PT Kimia Farma telah memberikan manfaat ekonomi hingga bagian eksternal sedangkan ketiga objek penelitian lainnya masih berfokus pada bagian internal perusahaan seperti sumber daya perusahaan. Padaaspek lingkungan, PT Kimia Farma dan PT Sido telah menurunkan konsumsi energi, pengelolaan sumber daya air, dan lainnya sedangkan PT Kalbe Farma dan PT Indofarma masih memiliki keterhambatan dalam mewujudkan ekonomi hijau. Pada aspek sosial, PT Kimia Farma dan PT Sido telah memperhatikan aspek sosial melalui program CSR sedangkan PT Kalbe Farma dan PT Indofarma telah mengungkapkan dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa tanpa melakukan program pengembangan untuk masyarakat sekitar. Penelitian ini juga menemukan bahwa implementasi ekonomi hijau terbukti sangat membantu perusahaandalam meningkatkan kinerja keberlanjutan perusahaan farmasi. Bagi perusahaan yang sudah menjalankan implementasi ekonomi hijau sebaiknya tetap mempertahankan ataupun lebih ditingkatkan demi terwujudnya pembagunan yang berkelanjutan. Bagi pembaca dan peneliti semoga dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya ekonomi hijau dan bisa mencoba penelitian selanjutnya dengan berbagai subsektor industri lainnya.