Abstract:
Manusia dalam menjalani kehidupannya memiliki kebutuhan hidup yang perlu dipenuhi, namun banyak dari kebutuhan tersebut yang hanya dapat dijumpai di wilayah tertentu. Pemenuhan barang-barang yang dibutuhkan oleh manusia dalam menunjang kehidupannya
berkaitan erat dengan moda transportasi, sehingga tersedianya layanan transportasi yang baik akan memberikan peranan yang penting bagi perkembangan dan aksesibilitas suatu wilayah. Kegiatan transportasi dalam pengangkutan barang ataupun manusia tidak terlepas dari biaya pengangkutan yang disebut dengan tarif transportasi. Perusahaan perlu membuat perhitungan harga pokok tarif jasa dengan akurat dan tepat sehingga dapat menetapkan besaran tarif yang mampu bersaing dengan perusahaan
transportasi lainnya. Perhitungan biaya dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya adalah dengan traditional costing dan activity based costing. Traditional costing atau sistem
biaya tradisional merupakan metode yang sederhana dan cukup mudah untuk diterapkan pada perusahaan. Sementara Activity based costing merupakan sistem perhitungan biaya dengan mengidentifikasi tiap-tiap aktivitas sebagai dasar biaya objek. Activity based costing dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada traditional costing dan dapat berdampak pada profitabilitas perusahaan. Sehingga, penggunaan activity based costing perlu dipertimbangkan dalam melakukan perhitungan dan penentuan harga pokok tarif jasa ekspedisi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan komparatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara terhadap karyawan di PT X, observasi di lapangan dan dokumen, serta penelitian kepustakaan. Data yang sudah diperoleh kemudian diolah dan dilakukan analisis dengan menggunakan metode Activity Based Costing. Setelah diperoleh perhitungan biaya dengan Activity Based Costing, kemudian dilakukan perbandingan dengan perhitungan biaya yang telah diterapkan sebelumnya oleh perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa perusahaan melakukan perhitungan harga pokok dengan menggunakan metode tradisional dengan tidak memperhitungkan komponen biaya tidak langsung. Hal ini kurang tepat karena mengakibatkan
perhitungan harga pokok yang dilakukan oleh perusahaan mengalami undercosted, sehingga penetapan tarif/harga jual yang dilakukan perusahaan menjadi tidak tepat. Perhitungan harga pokok jasa secara keseluruhan yang dilakukan oleh perusahaan selama bulan Oktober hingga Desember 2021 jika dibandingkan dengan keseluruhan perhitungan harga pokok jasa dengan metode Activity Based Costing megindikasikan adanya selisih sebesar Rp 11.589.740,- untuk
truk nomor 9468 dan sebesar Rp 9.230.612,-. untuk truk nomor 9421. Selisih tersebut diakibatkan adanya perbedaan cara pengalokasian terhadap biaya-biaya tidak langsung yang terjadi. Maka dari itu, penulis menyarankan agar PT X dapat menerapkan metode Activity
Based Costing untuk melakukan perhitungan harga pokok jasa agar seluruh biaya yang timbul dapat dialokasikan ke dalam harga pokok dan perhitungan yang dilakukan menjadi lebih akurat.