Abstract:
Semenjak Covid-19 melanda, banyak usaha yang terkena dampaknya dan berusaha untuk bertahan di tengah menurunnya daya beli masyarakat. Di Indonesia, banyak pelaku usaha yang gulung tikar, terutama para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Wetklin Laundry Bandung, mengalami permasalahan yang mirip. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang lebih memilih untuk berhemat dan mencuci barangnya secara mandiri di rumah. Selain itu, terbatasnya aktivitas yang dapat dilakukan di luar rumah karena adanya imbauan dari pemerintah menjadi penyebab permasalahan ini muncul. Terdapat lima siklus dalam proses bisnis, yaitu siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus produksi, siklus penggajian, dan siklus pendanaan/pelaporan. Siklus pendapatan merupakan siklus yang penting bagi perusahaan karena dari siklus ini terdapat informasi yang akan digunakan pada siklus-siklus selanjutnya. Dalam proses pengambilan keputusan, informasi dibutuhkan sebagai dasar dan juga pendukung atas proses tersebut. Dibutuhkan sistem informasi akuntansi yang memadai agar informasi yang digunakan berkualitas untuk menunjang proses dan keputusan yang diambil. Untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi sudah memadai, perlu dilakukan evaluasi terhadap kelemahan serta identifikasi risiko dari kelemahan tersebut.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode hypothetico-deductive. Metode ini digunakan untuk memecahkan masalah yang terdapat pada objek yang diteliti. Data yang digunakan berasal dari studi lapangan berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi serta studi literatur yang merujuk pada buku, jurnal, dan penelitian terdahulu.
Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa informasi yang dihasilkan oleh Wetklin Laundry Bandung, khususnya dalam siklus pendapatan, belum memenuhi kriteria informasi yang berkualitas. Dari 14 kriteria, mayoritas informasi belum memenuhi kriteria accurate, complete, dan reputable. Tidak terpenuhinya kriteria tersebut merupakan dampak dari kurang memadainya sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan. Komponen sistem informasi akuntansi yang memiliki dampak paling banyak adalah prosedur dan pengendalian internal, lalu diikuti dengan data, infrastruktur teknologi informasi, dan pengguna. Oleh karena itu, rekomendasi yang diberikan adalah memperbaiki prosedur, merancang ulang dan menambah dokumen, memaksimalkan penggunaan perangkat lunak, menerapkan Credit Limit, dan meningkatkan pengawasan Manajer Operasional.