Abstract:
Jembatan atau flyover merupakan prasarana yang digunakan sebagai salah satu solusi untuk
mengatasi kemacetan pada persimpangan sebidang. Jembatan struktur baja bergelombang dengan
timbunan Corrugated Mortar Pusjatan (CMP) mulai digunakan di Indonesia pertama kali pada tahun
2016 yang berlokasi di Antapani, Bandung. Studi kasus ini menganilisis efektifitas penggunaan
timbunan CMP pada jembatan struktur baja bergelombang dibandingkan timbunan tanah
menggunakan peraturan Canadian Highway Bridge Design Code (CHBDC) yang kemudian
diverifikasi menggunakan software MIDAS Civil terhadap tegangan maksimum pada baja,
deformasi, dan nilai kekakuan struktur dengan lokasi di Bandung dan Kutai Kartanegara. Dari hasil
analisis, tegangan maksimum yang terjadi pada baja bergelombang akibat timbunan CMP
dibandingkan timbunan tanah lebih kecil 81,78% di Bandung dan 82,33% di Kutai Kartanegara.
Deformasi yang terjadi pada main span dan side span akibat timbunan CMP yang berlokasi di
Bandung 75,73% dan 75,35% lebih kecil, di Kutai Kartanegara 77,78% dan 84,64% lebih kecil
dibandingkan timbunan tanah. Nilai kekauan dengan menggunakan timbunan CMP lebih besar
56,6% dibandingkan menggunakan timbunan tanah baik untuk lokasi di Bandung dan di Kutai
Kartanegara. Hasil analisis menunjukan penggunaan CMP sebagai timbunan pada struktur baja
bergelombang dinilai lebih baik dilihat dari nilai kekakuan yang lebih besar, sehingga tegangan
maksimum yang terjadi pada baja bergelombang dan deformasi yang terjadi lebih kecil
dibandingkan timbunan tanah.
Kata Kunci: struktur baja bergelombang