Abstract:
Pembangunan gedung bertingkat di Jakarta terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap gempa, sehingga semua gedung bertingkat harus
memenuhi persyaratan sebagai gedung tahan gempa. Beton adalah salah satu material konstruksi yang
sering digunakan untuk pembuatan struktur gedung di Indonesia karena dapat dibentuk sesuai perencana
dan material yang mudah diperoleh. Seiring dengan berkembangnya tekonologi beton, beton mutu tinggi
sudah dapat diproduksi. Keuntungan menggunakan beton mutu tinggi adalah dimensi elemen struktur
yang dapat diperkecil dan beton memiliki durabilitas yang lebih baik. Akan tetapi, beton mutu tinggi
memiliki sifat yang lebih getas jika dibanding dengan beton normal. Oleh karena itu, tulangan sengkang
yang diperlukan akan meningkat untuk mencegah keruntuhan yang bersifat brittle. Selain itu, dimensi
penampang elemen struktur perlu diperbesar agar tidak terjadi penumpukan tulangan sengkang. Steel
fiber adalah material alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan daktilitas beton tanpa
memperbesar dimensi elemen struktur atau menambah tulangan sengkang secara berlebihan. Salah satu
teknologi beton dengan fiber adalah Highly-Flowable Strain Hardening Fiber Reinforced Concrete (HFSHFRC),
yaitu material yang memiliki sifat Self-Compacting Concrete (SCC) sebelum mengeras, dan
memiliki kemampuan tensile strain hardening setelah mengeras. Studi ini mengkaji respons bangunan
sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK) yang terbuat dari material HF-SHFRC mutu tinggi dan
membandingkannya dengan bangunan SRPMK tanpa steel fiber. Analisis respons nonlinier elemen
struktur dilakukan menggunakan program OpenSEES, kemudian dilanjutkan dengan analisis pushover
untuk mengetahui respons bangunan dengan program analisis struktur. Hasil analisis menunjukkan
model dengan steel fiber mencapai drift ratio 0,24% lebih besar dibandingkan tanpa steel fiber pada
kondisi ultimit. Sendi plastis pertama kali muncul pada balok untuk semua model yaitu saat drift ratio
sebesar 0,5% untuk model tanpa steel fiber dan 0,6% untuk dengan steel fiber. Ini membuktikan steel
fiber mempengaruhi proses plastifikasi pada bangunan. Gaya geser leleh semua model lebih besar
dibandingkan gaya geser desain. Performance level untuk semua model adalah Damage Control