Abstract:
Penggunaan material bahan pengikat berbasis semen pada dunia konstruksi sudah sangat umum dilakukan. Pengembangan inovasi baru sebagai material bahan pengikat pengganti semen terus dilakukan peneliti. Pada studi ini akan membandingkan mortar slag dengan mortar semen. Dimana, bahan pengikat yang digunakan pada mortar slag terdiri dari Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) serta kalsium oksida (CaO) sebagai aktivatornya. Besarnya dosis CaO ditetapkan sebesar 5%, 10%, 15%, dan 25%. Pada mortar semen digunakan OPC sebagai bahan pengikat mortar. Water to cement ratio (w/c) maupun water to binder ratio (w/b) ditetapkan sebesar 0,4. Pada penelitian ini, sifat mekanis dan durabilitas mortar slag diteliti melalui pengujian kuat tekan, drying shrinkage, porositas, dan penyerapan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortar slag dengan dosis CaO sebesar 15% merupakan dosis optimum. Dimana, pada umur 56 hari mortar slag dosis optimum diperoleh besarnya kuat tekan senilai 38,38 MPa; drying shrinkage sebesar -712 microstrain; porositas sebesar 21,55%; dan penyerapan air sebesar 10,94%. Sedangkan, pada umur 56 hari mortar semen mencapai kuat tekan sebesar 60,67 MPa; drying shrinkage sebesar 193,33 microstrain; porositas sebesar 19,27%; dan penyerapan air sebesar 9,54%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mortar semen tetap memiliki sifat mekanis dan durabilitas yang lebih baik.