Abstract:
Terdapat beberapa cara memprediksi modulus lapis-lapis struktur perkerasan eksisting, dan pada
penelitian ini digunakan metode AASHTO 1993 dan metode Back Calculation. Kedua metode ini
memiliki perbedaan pada cara perhitungan, yang dapat berakibat pada hasil perhitungan kapasitas
struktural efektif dan umur sisa perkerasan. Hal ini dikarenakan kapasitas struktural efektif dan umur
sisa perkerasan memegang peranan penting dalam evaluasi struktural perkerasan. Terdapat
penelitian yang menunjukkan bahwa metode Back Calculation lebih akurat dibandingkan metode
AASHTO 1993. Dalam estimasi modulus lapisan perkerasan dan tanah dasar, metode AASHTO
1993 melibatkan lendutan pada pusat beban dan setidaknya satu lendutan pada jarak tertentu dari
pusat beban. Sedangkan metode Back Calculation melibatkan proses penyesuaian data lendutan
teoritis dan hasil pengukuran. Hasil dari penelitian menunjukkan diperlukan faktor koreksi modulus
resilien tanah dasar yang dihasilkan oleh metode Back Calculation terhadap modulus resilien tanah
dasar metode AASHTO 1993 yang telah dikoreksi sebesar 0.579. Faktor koreksi tersebut dapat
digunakan dengan nilai maksimal sebesar 20500 psi. Selain itu, ditemukan bahwa modulus efektif
perkerasan yang dihasilkan metode AASHTO 1993 cenderung lebih tinggi dibandingkan jika
dihitung menggunakan modulus masing-masing lapisan metode Back Calculation dengan rasio
sebesar 1.139. Kapasitas struktural efektif menggunakan modulus metode AASHTO 1993 juga
cenderung lebih tinggi dibandingkan menggunakan modulus Back Calculation dengan rasio sebesar
1.236. Akibatnya, kapasitas struktural efektif metode Back Calculation dijadikan acuan dalam
perhitungan umur sisa. Acuan tersebut digunakan untuk mencari faktor koreksi pada umur sisa
metode AASHTO 1993, dengan faktor koreksi yang didapat sebesar 0.195.