Abstract:
Tanah lempung merupakan material yang sangat umum untuk digunakan dalam bidang konstruksi. Meskipun demikian, tanah lempung cenderung untuk menyusut dan retak apabila mengalami proses pengeringan dari keadaan jenuh air. Retakan yang terbentuk pada tanah dapat mengurangi kestabilan dan kekuatan tanah, serta meningkatkan kompresibilitas dan konduktivitas hidraulik tanah. Oleh karena itu, pemahaman mengenai sifat terbentuknya retak dan penyusutan pada tanah menjadi penting. Sehingga dapat dilakukan perbaikan tanah pada tanah yang memiliki potensi penyusutan yang besar dan rentan untuk membentuk retak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara nilai linear shrinkage tanah, parameter fisik tanah, serta pola retak tanah di Bandung Raya. Data foto pola retak tanah diolah dengan menggunakan bantuan program pengolahan gambar CIAS. Uji pola retak dilakukan dengan menggunakan cetakan akrilik berukuran±16 cm x ±16 cm x ±1 cm pada suhu 40 °C. Melalui penelitian ini, diketahui bahwa tanah yang memiliki potensi penyusutan dan retak terbesar adalah tanah dengan nilai indeks plastisitas yang tinggi dan presentase butir halus yang tinggi. Semakin besar nilai linear shrinkage, maka tanah cenderung memiliki luas retak permukaan, nilai indeks plastisitas, dan presentase butir halus yang lebih besar. Selain itu, meskipun bentuk retak yang muncul pada permuakaan retak terlihat berbeda-beda, tetapi luas retakan yang terbentuk pada permukaan tanah sama, karena jenis tanah dan kondisi pengeringan yang sama.