Abstract:
Lapisan tanah dekat permukaan di Jakarta didominasi oleh tanak lunak dengan ketebalan yang bervariasi. Peta Gempa Indonesia Tahun 2017 memberikan rekomendasi respons spektra untuk bangunan-bangunan sipil untuk berbagai Kelas Situs. Penelitian ini membahas mengenai analisis perambatan gelombang gempa dari batuan dasar ke permukaan tanah (SSRA / Site Specific Response Analysis) pada lima lokasi yang memiliki nilai N̅SPT yang bervariasi di bawah 15 (Kelas Situs SE) berdasarkan SNI 8460:2017. Analisis dilakukan dengan Program NERA (Nonlinear Earthquake Site Response Analysis) untuk menghasilkan spektral percepatan di permukaan tanah. Ground motion batuan dasar yang digunakan berasal dari 11 sumber gempa yang sama yang telah melalui proses PSHA (Probabilistic Seismic Hazard Analysis). Hasil penelitian menunjukkan spektral percepatan yang diperoleh pada lima (5) lokasi tinjauan lebih rendah dibandingkan dengan respons spektra desain rekomendasi Peta Gempa Indonesia Tahun 2017. Apabila lapisan tanah lunak semakin tebal, puncak pada spektral percepatan akan semakin rendah, namun memiliki rentang periode yang lebih panjang. Di samping itu, semakin tinggi nilai PI (Plasticity Index), maka puncak percepatan akan memiliki periode puncak yang semakin panjang. Tinggi dan panjang puncak percepatan dipengaruhi oleh kedalaman batuan dasar, konsistensi/kepadatan tanah, dan indeks plastisitas (untuk tanah kohesif). Selain itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kedalaman 30 m tidak cukup untuk merepresentasikan nilai N̅SPT.