Abstract:
Penelitian ini bertujuan memperoleh prediksi besar penurunan akhir dengan mengolah data pembacaan settlement plate. Settlement plate adalah suatu instrumen geoteknik yang digunakan untuk mengukur penurunan vertikal yang terjadi di permukaan tanah secara berkala. Besar penurunan akhir pada proyek Gereja Kemah Tabernakel PIK, Summarecon Gedebage, dan Pelabuhan Chittagong di Bangladesh akan diprediksi dengan first-order rate equation (FORE) dan dibandingkan dengan metode Asaoka dan metode 1/t. Untuk membuktikan keakuratan dari ketiga metode yang digunakan, maka hasil analisis juga dibandingkan dengan data pembacaan settlement plate hasil observasi lapangan. Rata-rata penurunan akhir yang aktual terukur di proyek Gereja Kemah Tabernakel adalah 153,1 cm pada hari ke-121, sedangkan FORE memprediksi bahwa penurunan akhir adalah 158,9 cm dan terjadi pada hari ke-140. Pada proyek Summarecon Gedebage, besar penurunan akhir yang aktual terukur adalah 141,8 cm pada hari ke-84, sedangkan hasil prediksi FORE adalah 208,0 cm pada hari ke-275. Pada Proyek Pelabuhan Chittagong, besar penurunan akhir yang aktual terukur adalah 28,7 cm pada hari ke-55, sedangkan hasil prediksi FORE adalah 28,9 cm pada hari ke-60. Berdasarkan hasil yang didapat secara keseluruhan, diperoleh bahwa prediksi FORE memiliki nilai penurunan akhir hingga 4% lebih besar dibandingkan dengan data observasi lapangan. Hal ini dapat disebabkan oleh pembacaan settlement plate di lapangan yang belum selesai. Hasil prediksi penurunan akhir menggunakan metode Asaoka adalah 0,98 kali prediksi FORE dan prediksi penurunan akhir menggunakan metode 1/t adalah 1,06 kali prediksi FORE. FORE memiliki keunggulan dalam memprediksi waktu kapan penurunan akhir dicapai, namun FORE membutuhkan waktu yang tidak singkat dalam analisisnya karena menggunakan sistem trial and error.