Abstract:
Negara Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, sumber daya alam
Indonesia salah satunya yaitu minyak dan gas bumi. Produksi minyak Indonesia dalam 5-15
tahun terakhir masih cukup banyak. Hal tersebut menunjukkan potensi hulu migas Indonesia
masih cukup bagus, cadangan migas di Indonesia belum dimanfaatkan dan dimaksimalkan
sehingga bisa menjadi salah satu sektor menarik bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM), investasi hulu
sektor migas dalam tiga tahun terakhir selalu di bawah target. Banyak para investor melakukan
investasi dengan melihat harga saham dipasar yang dapat menggambarkan nilai perusahaan.
Sebelum investor menanamkan dana pada perusahaan, investor kerap kali melakukan analisis
keuangan. Analisis keuangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis rasio
economic value added, basic earning power, dan debt to equity ratio untuk melihat pengaruh
economic value added, basic earning power, dan debt to equity ratio terhadap nilai perusahaan
subsektor minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019.
Nilai perusahaan dapat diukur melalui harga saham di pasar berdasarkan terbentuknya
harga saham perusahaan di pasar, yang merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap
kinerja perusahaan secara riil. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Economic Value Added
adalah alat ukur kinerja keuangan untuk memerhitungkan keuntungan ekonomis perusahaan
sebenarnya. Economic value added dapat mengukur prestasi manajemen berdasarkan besar
kecilnya nilai tambah yang diciptakan selama suatu periode tertentu. Basic Earning Power
merupakan rasio perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak di bagi total aktiva. Rasio
ini menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. Debt to
Equity Ratio merupakan salah satu rasio keuangan yang mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan melunasi utang dengan modal yang dimiliki. Semakin besar debt to equity ratio
maka akan semakin kecil laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham, sehingga dapat
menurunkan harga saham yang bersangkutan.
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu seluruh perusahaan pertambangan
subsektor minyak dan gas bumi. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan telah melalui
tahap purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dibatasi pada jenis tertentu yang dapat
memberikan informasi yang diinginkan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan studi
kepustakaan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Sebelum
dilakukan analisis regresi linear berganda, dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik yaitu
uji normalitas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas, dan uji multikolinearitas. Kemudian
dilakukan uji statistik t, uji statistik F, dan uji koefisiensi determinasi. Analisis data, data yang
sudah didapat kemudian diolah dengan menggunakan software IBM SPSS statistic versi 25.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Economic Value Added, Basic Earning
Power, dan Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
(diproksikan dengan price to book value). Secara simultan, Economic Value Added, Basic
Earning Power, dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ketiga
variabel diatas hanya menjelaskan 7,9% dari nilai perusahaan.