dc.description.abstract |
Indonesia tengah menghadapi fenomena bonus demografi yang berpeluang mengantarkan Indonesia keluar dari zona middle-income trap dan mencapai visi Indonesia Emas 2045. Namun di saat yang bersamaan, Indonesia tengah menghadapi setidaknya 2 masalah besar ketenagakerjaan: 1) demand supply mismatch; 2) skills mismatch; yang berimplikasi pada tingginya angka pengangguran kaum muda terdidik dan kemiskinan. Menyadari pentingnya investasi modal manusia melalui pembenahan sistem pendidikan, Pemerintah Indonesia, sebagai negara berkembang, meminta bantuan luar negeri pengembangan secara teknis jangka panjang Pemerintah Swiss, sebagai negara maju, untuk menjalin kerja sama bilateral dalam pengembangan dan penguatan pendidikan tinggi vokasi, melalui proyek Skills for Competitiveness (S4C). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui pendekatan evaluatif dengan menggunakan kerangka pemikiran kerjasama internasional, theory of change, vocational education and training concept, dan human capital. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengkaji implementasi S4C yang mengadopsi sistem pendidikan tinggi vokasi sistem ganda unggulan Swiss dengan mengeksplorasi deskripsi aktivitas, hasil, dan evaluasi 5 signature program S4C; 1) In-Company Trainer Training; 2) Career Development Centre; 3) Peer Coaching/Learning and Blended Teaching; 4) DACUM; 5) Teaching Factory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa S4C berkontribusi sangat baik pada pengembangan dan penguatan pendidikan tinggi vokasi secara efisien pada ke-5 Politeknik/Akademi mitra dan pada batas tertentu S4C telah mencapai target penguatan sistem pendidikan tinggi vokasi di Indonesia. Adapun salah satu faktor kunci keberhasilan proyek S4C untuk mencapai dampak perubahan yang diingankannya secara signifikan, yakni peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, adalah keterlibatan aktif sektor swasta (bisnis/industri). |
en_US |