Perbandingan skema pembiayaan pembangunan infrastruktur oleh Jepang-Tiongkok melalui JICA dan BRI di Indonesia tahun 2014 - 2020

Show simple item record

dc.contributor.advisor Hartono, Adelbertus Irawan Justiniarto
dc.contributor.author Gunawan, Gabriella Vivian
dc.date.accessioned 2023-05-10T03:57:20Z
dc.date.available 2023-05-10T03:57:20Z
dc.date.issued 2022
dc.identifier.other skp42981
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/15062
dc.description 10057 - FISIP en_US
dc.description.abstract Meskipun negara Indonesia terletak pada posisi yang strategis yakni di jalur perdagangan dunia, nyatanya ekonomi negara ini masih terhambat akibat lemahnya pembangunan infrastruktur. Indonesia masih harus menghadapi masalah pembebasan lahan, perencanaan dan persiapan proyek, faktor sumber daya manusia, hingga persoalan yang paling utama yakni keterbatasan biaya. Dalam mengatasi masalah ini, Presiden Joko Widodo melakukan kerjasama dengan Jepang dan Tiongkok untuk membantu pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dengan tawaran yang diberikan Jokowi, Indonesia menjadi tempat baru bagi Jepang- Tiongkok untuk bersaing dalam pembiayaan infrastruktur. Pembiayaan infrastruktur Jepang-Tiongkok dilakukan melalui sebuah badan yang dibentuk oleh masing-masing pemerintah yakni JICA dan BRI. Dalam pelaksanaannya, infrastruktur JICA di Indonesia yakni MRT mendapat pendanaan dari ODA. Sedangkan, infrastruktur BRI di Indonesia yakni Kereta Cepat Jakarta-Bandung mendapat pendanaan dari bank milik negara Tiongkok yakni CDB. Melihat perbedaan tersebut, penelitian ini dibuat untuk mengetahui perbedaan penawaran Jepang dan Tiongkok dalam membiayai proyek infrastruktur di Indonesia. Terbukti terdapat beberapa perbedaan dalam skema pembiayaan yang diberikan oleh Jepang- Tiongkok, mulai dari skema G to G dan B to B, tenggat waktu, dan besarnya bunga. Melalui analisis menggunakan teori infrastruktur, terlihat bahwa Indonesia sadar bahwa pembangunan infrastruktur akan berdampak bagi efisiensi ekonomi, pemerataan, dan lingkungan dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan melalui teori utang luar negeri, pinjaman Indonesia dilakukan karena domestic saving negara tidak mampu mencukupi pembiayaan infrastruktur. Selain itu, teori ini juga melihat walaupun jumlah nominal utang dan bunga yang diberikan Jepang dan Tiongkok berbeda, nyatanya pinjaman utang masih memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject Indonesia en_US
dc.subject Jepang en_US
dc.subject Tiongkok en_US
dc.subject JICA en_US
dc.subject BRI en_US
dc.subject infrastruktur en_US
dc.subject pembangunan infrastruktur en_US
dc.subject pembiayaan en_US
dc.subject ODA en_US
dc.subject CDB en_US
dc.subject MRT en_US
dc.subject Kereta Cepat Jakarta-Bandung en_US
dc.title Perbandingan skema pembiayaan pembangunan infrastruktur oleh Jepang-Tiongkok melalui JICA dan BRI di Indonesia tahun 2014 - 2020 en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6091801090
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0421047502
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI609#Ilmu Hubungan Internasional


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account