Abstract:
Keberadaan perempuan dalam bidang industri yang berkembang seringkali menjadi
tantangan bagi pemangku kepentingan maupun perempuan itu sendiri. Sejak abad ke-13,
Maroko merupakan negara penghasil minyak Argan dengan nilai $300 per liternya, dimana
industri tersebut didominasi oleh pekerja perempuan. Namun, berakar dari pandangan
patriarkis, pekerja perempuan sektor minyak Argan di Maroko dihadapi oleh berbagai
permasalahan ketidaksetaraan upah dan keterbatasan akses pembangunan kapasitas.
Pemerintah Maroko sendiri belum terlihat melakukan sebuah upaya dalam menangani
masalah ketidaksetaraan upah, dilihat dari tidak adanya publikasi resmi pemerintah Maroko
terkait masalah ketidaksetaraan yang terjadi pada pekerja perempuan sektor produksi minyak
Argan. Menanggapi isu tersebut, United Nations Industrial Development Organization
(UNIDO) menginisiasikan program PAMPAT, yang berfokus pada pemberdayaan
perempuan pekerja sektor produksi minyak Argan. Dengan pertanyaan penelitian “Apa peran
UNIDO dalam pemberdayaan perempuan pekerja sektor produksi minyak Argan di
Maroko?”, penulis menggunakan teori liberalisme institusional dan konsep peran organisasi
internasional oleh Clive Archer. Melalui teori dan konsep tersebut, dapat ditemukan bahwa
UNIDO sebagai sebuah badan otonom dalam isu permaslahan industri negara berkembang,
berperan sebagai Aktor dan Arena dalam rangkaian program PAMPAT dan dalam
menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada di sector produksi minyak Argan di
Maroko.