Abstract:
Media berita memiliki peran yang penting untuk menjembatani komunikasi antara
pemerintah dengan masyarakat. Namun, Donald Trump sebagai seorang yang
memiliki pengaruh dalam dunia internasional telah melabeli media berita seperti
Cable Network News (CNN), New York Times, dan NBC News sebagai fake news
dan musuh dari masyarakat. Perlawanan Trump terhadap media berita tersebut
dituliskan di media sosial Twitter yang menjadi platform komunikasi Trump
dalam menyampaikan gagasan dan juga propagandanya. Hal ini menimbulkan
kontroversi dan berdampak pada masyarakat global terutama para pengguna
media sosial Twitter. Melalui penggunaan teori propaganda, penelitian ini
berusaha menjawab pertanyaan penelitian:“Bagaimana dampak aksi propaganda
yang dilakukan oleh Donald Trump Terhadap pengguna media sosial Twitter
dalam kurun waktu 2016 hingga 2021?”. Sebagai konsekuensi dari periode
penelitian tersebut maka konteks pandemi COVID-19 menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam pembahasan masalah. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu studi dokumentasi terhadap
data-data sekunder dan observasi terhadap isi Twitter Trump. Adapun data-data
yang dikumpulkan dan dianalisis melalui teknik analisis isi. Penelitian ini
menemukan bahwa aksi propaganda yang dilakukan Trump telah menimbulkan
dampak terhadap rusaknya kepercayaan para pengguna Twitter terhadap
media-media berita, yang juga menyebabkan orang-orang berbalik melawan
jurnalisme berita. Hal ini secara tidak langsung mengancam keberadaan media
sebagai salah satu pilar negara demokrasi.