Abstract:
Riset ini bertujuan untuk menggali alasan dari dinamika konfrontasi yang
terjadi di Konflik Laut Cina Selatan. Konflik Laut Cina Selatan merupakan salah
satu konflik teritorial yang telah berlangsung paling lama di dunia. Meningkatnya
asertivitas Cina, kasus-kasus kebuntuan (standoff) dengan negara litoral lain,
utamanya Filipina dan Vietnam, juga semakin sering terjadi. Filipina dan Vietnam
mencoba untuk memitigasi kekuatan yang asimetris dalam konflik dengan upaya
jera (deterrence) kepada Cina. Beberapa upaya deterrence telah gagal, namun
beberapa lainnya berhasil mencapai efek jera terbatas. Variasi dari hasil deterrence
ini mengindikasikan bahwa terlepas dari ketidakseimbangan kekuatan, terdapat
kejadian-kejadian dimana negara yang lebih lemah berhasil mencegah Cina dari
terus eskalasi dalam suatu standoff. Dengan begitu, skripsi ini hendak menjawab
pertanyaan, “Mengapa beberapa upaya penjeraan oleh negara litoral terhadap Cina
gagal sedangkan beberapa sisanya berhasil?” menggunakan teori perfect
deterrence. Melalui metode penelitian kualitatif dan studi kasus komparatif,
penelitian ini menemukan bahwa walaupun negara litoral tidak mampu
menunjukkan kapabilitas ancamannya secara efektif, mereka masih bisa mencapai
deterrence yang sukses dengan memaksimalkan kredibilitas ancamannya.