Abstract:
Penelitian ini berfokus dalam membahas kontribusi Foreign Direct Investment (FDI) Tiongkok terhadap upaya Indonesia keluar dari kondisi Middle Income Trap (MIT) khususnya pada kurun waktu 2011 hingga 2020. Kondisi MIT merupakan kondisi saat suatu negara berkembang tidak dapat mencapai ke tahap negara maju oleh karena pertumbuhan ekonominya yang tidak dapat melebihi 5%. Indonesia sendiri telah mengalami ini sejak lama, serta isu MIT sendiri mulai ramai diperbincangkan sejak tahun 2011, tepatnya saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melaksanakan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Untuk dapat mengatasi masalah MIT, Indonesia perlu berfokus untuk mengembangkan sektor industrinya, khususnya sektor industri unggulan. Agar dapat mencapai hal tersebut, Indonesia membutuhkan modal asing seperti FDI dari mitra yang tepat. Salah satunya ialah Tiongkok sebagai investor terbesar kedua di Indonesia. Penelitian ini juga menggunakan beberapa teori untuk menunjang argumentasi dalam penelitian ini. Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori FDI oleh Imad Moosa, MIT oleh Bulman dan Ohno serta teori industrialisasi dan determinan utama untuk keluar dari MIT oleh Paul R.Gregory dan Rajesh Chandra. Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa FDI yang diberikan Tiongkok tampak belum banyak berkontribusi terhadap upaya Indonesia untuk keluar dari MIT. Sebab, konsentrasi FDI Tiongkok tidak berfokus pada kelima sektor industri unggulan Indonesia, melainkan kepada sektor-sektor industri lain yang cenderung berhubungan dengan pembangunan infrastruktur. Oleh sebab itu penulis menyarankan agar Indonesia dapat mengarahkan FDI Tiongkok lebih kepada kelima sektor industri unggulan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan keluar dari kondisi MIT.