Abstract:
Minyak merupakan komoditas energi yang sangat krusial bagi sebuah negara, terlebih negara dengan sektor ekonomi industri. Tiongkok yang tengah berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan ekonominya, bertumpu pada sektor industri, sehingga hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan energi Tiongkok. Di samping lain, ketersediaan pasokan energi di wilayah Tiongkok terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya, sehingga lebih dari 50% minyak diimpor dari negara lain. Hal ini mendorong Pemerintah Tiongkok untuk mengamankan pasokan energinya dengan melakukan diplomasi energi dan investasi, serta mengoperasikan NOC (National Oil Company)-nya di negara penghasil minyak, salah satunya di Angola. Akan tetapi, kesignifikanan NOC dalam menjamin energy security suatu negara seringkali masih dipertanyakan. Berangkat dari kondisi dan theory gap tersebut, tulisan ini mengangkat pertanyaan penelitian, “Bagaimana upaya Sinopec sebagai instrumen Tiongkok dalam menjamin energy security-nya di Angola?”. Dalam rangka untuk menjawabnya, penulis menggunakan tiga konsep dan teori dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan national interest dan energy security untuk menjelaskan kepentingan energi dan strategi Tiongkok untuk mengamankan pasokan energinya. Tulisan ini juga menggunakan konsep energy security milik Elkind sebagai parameter untuk mengukur upaya Sinopec di Angola, yakni availiability, reliability, affordability, dan sustainability. Tulisan ini menemukan bahwa upaya Sinopec di Angola dalam menjamin energy security Tiongkok telah memenuhi keempat parameter tersebut.