Abstract:
Pada masa pembangunan seperti saat ini, Indonesia memerlukan teknologi yang dapat mempercepat proses
konstruksi, namun tetap menghasilkan kualitas yang baik. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah
penggunaan self-compacting mortar. Self-compacting mortar merupakan mortar segar yang dapat mengalir
sendiri tanpa memerlukan pemadatan, namun memiliki mutu tinggi, berdaya tahan baik, dan memiliki
kekuatan yang baik. Guna memperoleh beberapa variasi mortar, maka dilakukan berbagai metode
pencampuran salah satunya dengan melakukan penggantian sebagian bahan atau substitusi. Limbah crumb
rubber merupakan limbah yang berasal dari sisa ban bekas ataupun sisa hasil produksi ban. Pemanfaatan
crumb rubber sebagai pengganti sebagian pasir pada self-compacting mortar diketahui menimbulkan
penurunan kuat tekan, sehingga lebih baik digunakan kepada beton non-struktural yang tidak memerlukan
kekuatan yang tinggi. Metode yang digunakan dalam mendesain perencanaan campuran ialah metode volume
absolut. Variasi crumb rubber yang digunakan ialah 0%, 10%,20%, dan 30%. Benda uji dirawat dengan
menggunakan metode sealed curing. Sifat mekanis yang digunakan sebagai parameter pengujian adalah kuat
tekan dan modulus elastisitas. Pada pengujian umur 28 hari untuk variasi 0%, 10%, 20%, dan 30%, nilai kuat
tekan yang diperoleh secara berturut-turut adalah 62,7 MPa; 20,5 MPa; 16,5 MPa; dan 11,8 MPa, nilai
modulus elastisitas adalah 14596,12 MPa; 7983,95 MPa; 7293,46 MPa; dan 4891,28 MPa, serta nilai
Poisson’s ratio (μ) sebesar 0,2; 0,22; 0,16; dan 0,25. Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh, dapat
disimpulkan bahwa penggantian sebagian pasir dengan crumb rubber menunjukkan adanya penurunan nilai
kuat tekan dan modulus elastisitas pada self-compacting mortar, namun pada persentase penggantian 10%
masih menghasilkan kuat tekan umur 28 hari sebesar 20,5 MPa yang dapat dimanfaatkan untuk elemen
struktural.