Perubahan reaksi masyarakat Hong Kong terhadap penerapan asas “One country, two systems” setelah tahun 2014

Show simple item record

dc.contributor.advisor Yazid, Sylvia
dc.contributor.author Piliano, Zincka Neyla
dc.date.accessioned 2023-04-26T03:50:11Z
dc.date.available 2023-04-26T03:50:11Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.other skp41164
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/14930
dc.description 9651 - FISIP en_US
dc.description.abstract Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan dinamika perubahan reaksi masyarakat Hong Kong terhadap penerapan asas “one country, two systems” setelah tahun 2014 yang berlandaskan pada pertanyaan penelitian, “bagaimana perubahan reaksi masyarakat Hong Kong terhadap penerapan asas “one country, two systems” setelah aksi protes “Umbrella Revolution” pada tahun 2014?”. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, penulis menggunakan konsep demokrasi illiberal dari Fareed Zakaria untuk menjelaskan penyebab terjadinya aksi protes, dan konsep gerakan sosial dari Charles Tilly untuk menjelaskan reaksi masyarakat terhadap penerapan sistem wilayahnya. Analisis yang dilakukan berfokus pada perbedaan yang terdapat pada reaksi masyarakat sebelum tahun 2014, khususnya pada tahun 2010, 2012, dan 2013. Ketiga tahun tersebut digunakan sebagai sampel penelitian karena aksi protes yang dilakukan memiliki keterkaitan dengan penerapan asas “one country, two systems” di Hong Kong. Kemudian untuk perbandingannya, penulis menggunakan tahun 2014, 2016, dan 2019 untuk meneliti perubahan reaksi yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan mengambil sumber data dari dokumen-dokumen. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu, gerakan “Umbrella Revolution” menjadi titik balik perubahan reaksi masyarakat Hong Kong. Hal ini dikarenakan, terdapat perubahan bentuk reaksi masyarakat dari yang sebelumnya bervariasi, menjadi sangat berfokus pada aksi protes dalam bentuk demonstrasi. Perubahan kedua terdapat pada karakteristik aksi protesnya. Setelah tahun 2014, aksi protes cenderung bersifat radikal dan anarkis, sudah mulai terbentuk gerakan sosial yang lebih terstruktur dengan perencanaan yang matang. Sementara sebelum tahun 2014, aksi protes bersifat lebih damai dan tertib. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject Reaksi en_US
dc.subject Hong Kong en_US
dc.subject “One country two systems” en_US
dc.subject Demokrasi Illiberal en_US
dc.subject Gerakan Sosial en_US
dc.subject Zincka Neyla Piliano en_US
dc.title Perubahan reaksi masyarakat Hong Kong terhadap penerapan asas “One country, two systems” setelah tahun 2014 en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017330117
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0419017601
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI609#Ilmu Hubungan Internasional


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account