Abstract:
Penelitian ini didasari karena meningkatnya kekuatan Tiongkok di Afrika dan
dibukanya CGTN Afrika pada 2012 yang menjadi organisasi media tangan kanan
pemerintah Tiongkok di Kenya. Peran ganda CGTN Afrika sebagai juru bicara
Tiongkok sekaligus mencari kredibilitas liputan global terlihat mampu mengubah
narasi negatif mengenai gambaran Tiongkok di Afrika dan Kenya. Selain itu, CGTN
Afrika juga membantu dalam meningkatkan kesadaran mengenai hubungan Tiongkok-
Kenya. Penulis lalu merumuskan pertanyaan penelitian Bagaimana pengaruh China
Global Television Network Afrika terhadap hubungan Tiongkok-Kenya?. Dalam
menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan konsep pengaruh, peran media,
pengaruh media massa dengan teori perancangan agenda Maxwell Mccombs dan
Cohen, imperialisme media dan struktural dari Johan Galtung dan Boyd-Barret serta
konsep persepsi dalam dunia politik yang berkorelasi satu sama lain. Penulis
menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berbasis dokumen
untuk menganalisis pengaruh tersebut. Atas dasar data penelitian, adanya CGTN Afrika
di Kenya digunakan pemerintah Tiongkok untuk menukar gambaran negatif dari media
internasional Barat terhadap buruknya Afrika dan Tiongkok. Ini dilakukan dengan cara
merancang agenda dalam setiap program CGTN, menggunakan CGTN untuk
mengimperialisasi media massa sebagai juru bicara Tiongkok terhadap masyarakat dan
pemerintah, dan pada akhirnya bisa membantu Tiongkok dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat akan hubungannya dengan Kenya.
