dc.description.abstract |
Seiring berkembangnya penduduk di Indonesia, kebutuhan lahan untuk pembangunan semakin besar. Akibatnya, struktur bangunan harus didesain dengan ketidakberaturan baik ketidakberaturan vertikal maupun horizontal. Terjadinya berbagai kasus gempa bumi seperti gempa Ambon dengan gempa susulan pada tanggal 26 September 2019 mengakibatkan 1.914 rumah rusak parah dan memakan 37 korban jiwa. Untuk mengatasi hal tersebut, penelitian ini membahas tentang studi pengaruh gempa susulan pada struktur rangka beton bertulang dengan ketidakberaturan vertikal dan horizontal. Pada penelitian ini model struktur dibagi menjadi 4 jenis yaitu bangunan 6 tingkat dan 12 tingkat tanpa soft story dan dengan soft story. Percepatan rekaman gempa yang digunakan antara lain: gempa El-Centro N-S tahun 1940, gempa Denpasar B-T tahun 1979, gempa Flores tahun 1992, gempa Parkfield N65E tahun 1966, dan gempa Bucharest N-S tahun 1977. Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya gempa susulan menimbulkan perilaku yang berbeda. Kegagalan terjadi pada struktur bertingkat 12 yang menerima gempa susulan Parkfield sehingga perlu adanya penambahan tulangan. Pada semua struktur yang hanya mengalami gempa utama, syarat rasio antar tingkat dapat terpenuhi. Rata-rata faktor kuat lebih untuk keempat model berurutan adalah 2,46, 2,58, 3,17, 2,51. Pada struktur yang mengalami gempa susulan juga terjadi penambahan persebaran sendi plastis. Tingkat kinerja struktur setelah gempa susulan masih dalam rentang immediate Occupancy dan Life Safety, kecuali untuk struktur 12 lantai yang menerima gempa susulan Parkfield tingkat kinerja melebihi Collapse Prevention. |
en_US |