Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan meningkatnya peranan teknologi informasi
dan komunikasi (ICT) dalam konstelasi politik dan keamanan internasional. Lebih
dalamnya, penelitian ini akan berfokus pada topik pengembangan keamanan siber UEA
melalui Project Raven dalam kurun waktu 2009-2019. Fenomena ini dapat dianggap unik
karena di dalamnya dapat diklasifikasikan sebagai penggunaan cyber mercenaries, yakni
terlibatnya kontraktor asing dan dukungan finansial yang kuat dari aktor negara terkait.
Penelitian dilakukan dengan metode analisis data kualitatif dengan pendekatan analytic
induction. Sedangkan untuk kerangka pemikiran, penelitian ini menggunakan paham
“extraordinary emergency measures” dari Rita Floyd yang berakar dari teori
Sekuritisasi. Dalam kasus Project Raven, penelitian ini menemukan bahwa UEA terpaksa
untuk menggunakan kontraktor swasta karena sifat dari keamanan siber itu sendiri.
Pendekatan ini berbeda dengan negara lain seperti AS dan Iran yang menggunakan divisi
militer atau badan resmi. Oleh karena itu, pertanyaan yang dapat diajukan adalah
mengapa UEA menggunakan cyber mercenaries dalam merespons ancaman sibernya?