Abstract:
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa Iran telah meningkatkan pengaruhnya di kawasan
Timur Tengah. Peningkatan tersebut dilandasi kekhawatiran pemimpin Iran akan
penjajahan terhadap Islam di seluruh dunia yang dilakukan oleh pengaruh Barat.
Dalam upaya mencapai kemenangan terhadap penjajahan tersebut, penggunaan
strategis tidak konvensional dari metode proksi telah memainkan peranan sentral
dalam pencapaian kepentingan Iran. Teheran memiliki pengaruh yang meningkat
di Timur Tengah melalui perluasan hubungan dengan mitra non-negara. Pemerintah
Iran sengaja mensponsori sejumlah kelompok bersenjata non-negara dalam upaya
mencapai kepentingan nasional, dengan teman terdekatnya yakni Hizbullah
Lebanon. Pengawal Revolusi Iran (IRGC) juga memainkan peran kunci dalam
memberikan spektrum dukungan yang luas terhadap pasukan proksi Iran. Milisi dan
kelompok politik di wilayah tersebut menerima sejumlah bantuan seperti bantuan
pelatihan, persenjataan, finansial dan pendanaan, hingga nasihat politik yang
diberikan oleh Iran melalui IRGC. Meskipun kapabilitas militer Iran yang relatif
lebih rendah dibandingkan pihak oposisinya, Iran tetap dapat menjadi sebuah
ancaman yang nyata di kawasan. Melalui IRGC, Iran telah menetapkan hubungan
dengan sejumlah pasukan proksi yang secara bersamaan menjalankan cita-citanya
dalam mengekspor prinsip-prinsip Revolusi serta memperluas pengaruhnya di
kawasan. Mengacu kepada temuan penelitian ini dapat terlihat bahwa kondisi
asimetris yang dihadapi oleh Iran bukanlah menjadi sebuah kelemahan yang
dimilikinya, tetapi justru menjadi kekuatan dalam menerapkan metode proksi yang
identik dengan kondisi Iran yang berada di pihak yang lebih lemah.