Abstract:
Pada era globalisasi saat ini, perkembangan perekonomian dunia semakin maju dan ketat
persaingannya. Setiap perusahaan harus memiliki nilai unggul agar dapat bersaing dan
bertahan dalam dunia bisnis serta mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba semaksimal
mungkin. Dilansir dari CNBC Indonesia (2021), kinerja keuangan rumah sakit terdampak oleh
pandemi COVID-19. Salah satunya adalah anak perusahaan PT Sarana Meditama
Metropolitan, yaitu Omni Hospitals yang mengalami mencatat rugi Rp 449,47 miliar yang
meningkat tiga kali lipat dari 2019 sebesar Rp 114,39 miliar. Penyebab kerugian ini adalah
turunnya jumlah pasien selama pandemi COVID 19, sehingga menurunkan pendapatan
kontribusi penunjang medis sebesar 1,7% dari tahun sebelumnya. Kerugian tersebut juga
disebabkan oleh rugi penurunan nilai aset tetap yang membengkak dari Rp 33,8 miliar menjadi
Rp 272,42 miliar. Selain itu, program BPJS yang terus menerus mengalami defisit
mengakibatkan arus kas perusahaan terganggu dan akan mengancam keberlangsungan
perusahaan kesehatan akibat tidak memiliki dana yang kuat untuk menjalani kegiatan
operasionalnya.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu serta menggambarkan efektivitas perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasinya. Beberapa faktor yang dapat menjadi pengaruh profitabilitas adalah
likuiditas, solvabilitas, dan ukuran perusahaan. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya. Likuiditas diukur dengan indikator
current ratio. CR yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan likuid, di mana mampu
membayar kewajiban lancar dengan aset lancarnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
tidak mengalami masalah keuangan dan mampu membayar beban operasionalnya, sehingga
perusahaan dapat dengan tenang mengembangkan strategi untuk meraih keuntungan dan dapat
meningkatkan profitabilitasnya. Solvabilitas dapat diukur dengan rasio debt to equity (DER),
di mana nilai DER menunjukkan perbandingan total kewajiban dibandingkan ekuitas. Nilai
DER yang tinggi menunjukkan tingginya kewajiban dan tidak baik karena dapat meningkatkan
risiko keuangan, jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara
produktif sehingga dapat menurunkan profitabilitas perusahaan. Selain itu, ukuran perusahaan
yang diukur dengan total aset. Ukuran perusahaan yang besar cenderung memiliki
profitabilitas yang tinggi karena memiliki sumber daya besar yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan hasil produksi sehingga meningkatkan profitabilitas perusahaan, dengan asumsi
perusahaan melakukan produksi sesuai kebutuhan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah hypothetico-deductive
method. Teknik pemilihan sampel dilakukan menggunakan purposive sampling dan diperoleh
14 perusahaan sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
laporan keuangan sektor kesehatan yang terdaftar pada BEI tahun 2015-2020. Data pada
penelitian ini diolah menggunakan software SPSS 21 (Statistical Product and Service
Solution). Teknik pengolahan data dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis dengan tingkat signifikansi
sebesar 5%.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas secara parsial
berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan solvabilitas dan ukuran perusahaan secara
parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Secara simultan, didapatkan hasil bahwa
likuiditas, solvabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya peneliti selanjutnya menambah variabel seperti total
assets turnover, perputaran modal kerja, dan debt to assets ratio. Selain itu diharapkan peneliti
selanjutnya menambah sampel, periode, serta melakukan penelitian pada sektor lainnya agar
mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat.