Abstract:
Suatu perusahaan didirikan dengan tujuan utama yaitu memperoleh laba serta meningkatkan
kinerja perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemegang saham. Kinerja perusahaan
dapat mencerminkan citra perusahaan, sehingga investor maupun calon investor banyak yang
memperhatikan kinerja perusahaan. Kerjasama antara agent dan principal perusahaan dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. Namun pemisahan fungsi kepemilikan dengan manajemen
menjadikan manajer dapat bertindak bebas yang tidak sejalan dengan tujuan perusahaan. Salah
satu cara untuk mengurangi perbedaan tujuan antara agent dan principal adalah dengan
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
Tata kelola perusahaan yang baik telah menjadi suatu kebutuhan bagi
perusahaan yang dapat menimbulkan skandal apabila tidak diterapkan dengan baik. Salah satu
contoh fenomena yang terjadi di Indonesia akibat lemahnya tata kelola perusahaan yang baik
yaitu krisis ekonomi tahun yang terjadi pada tahun 1997 akibat rendahnya pelaksanaan fungsi
pengawasan yang merupakan tanggung jawab dewan komisaris. Selain itu terdapat beberapa
skandal dimana terdeteksi terdapat manipulasi laporan keuangan karena lemahnya penerapan
tata kelola perusahaan yang baik. Dengan adanya hal-hal tersebut membuat pemerintah gencar
untuk mendorong perusahaan dalam melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik karena
sistem tata kelola perusahaan yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan
yang mengacu pada tujuan utama perusahaan, yaitu peningkatan laba.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mekanisme good
corporate governance dengan indikator ukuran dewan direksi, proporsi komisaris independen,
kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan yang
diukur menggunakan Tobin’s Q. Populasi penelitian adalah perusahaan subsektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 sampai 2020. Sampel
yang diperoleh menggunakan metode purposive sampling dan memperoleh sebanyak 9
perusahaan. Metode penelitian ini bersifat kausal dengan menggunakan data sekunder yang
berupa laporan tahunan perusahaan, yang dapat diakses melalui website perusahaan atau situs
Bursa Efek Indonesia. Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan
uji asumsi klasik, pengujian hipotesis yang meliputi uji statistik t, uji statistik f, dan uji R2,
serta metode regresi linear berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS Statistics 26.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ukuran dewan direksi tidak dapat
dinyatakan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, (2) proporsi komisaris independen tidak
dapat dinyatakan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, (3) kepemilikan institusional tidak
dapat dinyatakan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, (4) kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, dan (5) ukuran dewan direksi, proporsi komisaris
independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan.