dc.description.abstract |
Mata uang kripto merupakan topik yang sedang hangat dibicarakan saat ini, baik di kalangan
investor berpengalaman maupun investor pemula. Di tahun 2021, diperkirakan jumlah mata
uang kripto akan mencapai lebih dari 4.000 jenis (Best, 2021). Fakta ini menunjukkan bahwa
mata uang kripto semakin populer dan semakin diterima di kalangan umum. Di balik tren ini,
terdapat teknologi yang memungkinkan mata uang kripto untuk bekerja, yaitu teknologi
bernama blockchain. Menurut Ernst & Young (2017: 3), blockchain merupakan basis data
terdistribusi yang berfungsi untuk menyimpan catatan data dengan jumlah yang terus
meningkat, tanpa membutuhkan adanya peran dari otoritas pusat.
Pada awalnya, blockchain dikenal hanya sebagai teknologi penunjang mata
uang kripto pertama yaitu bitcoin. Akuntan sebenarnya dapat menggunakan bitcoin untuk
mengotomatisasi tugas-tugas repetitif seperti pembukuan dan rekonsiliasi. Akan tetapi, bitcoin
memiliki kelemahan pada biaya dan kecepatan proses pencatatan. Teknologi blockchain sudah
banyak berkembang sejak kemunculan bitcoin. Menurut ICAEW IT Faculty (2018: 3),
blockchain memiliki potensi untuk mengubah pekerjaan akuntan, di mana blockchain dapat
meningkatkan efisiensi; menghilangkan kebutuhan rekonsiliasi; mengurangi kesalahan, biaya,
kemungkinan kecurangan, dan kebutuhan audit. Penerapan teknologi blockchain jelas
berpotensi untuk memberikan banyak manfaat bagi akuntan. Namun, sebelum hal itu terjadi,
terdapat tantangan-tantangan yang harus dilewati terlebih dahulu. Beberapa tantangan
penerapan teknologi blockchain adalah tantangan teknologi, organisasi, dan lingkungan (Dai
& Vasarhelyi, 2017: 16-18).
Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur. Sumber data yang
digunakan adalah data sekunder berupa jurnal dan laporan di bidang keuangan dan teknologi.
Selain itu, teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Hasilnya,
diperoleh sebanyak 20 buah literatur yang dianalisis untuk menjawab rumusan masalah
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi blockchain
memiliki tiga dampak utama terhadap profesi akuntan: 1) blockchain akan meningkatkan
efisiensi pekerjaan akuntan; 2) blockchain akan meningkatkan transparansi, integritas, dan
keamanan data akuntansi; dan 3) blockchain akan mengubah fokus pekerjaan akuntan. Dari
dampak-dampak tersebut, blockchain terbukti berpotensi untuk memberikan lebih banyak
manfaat dibanding kerugian bagi profesi akuntan. Selain itu, penerapan teknologi blockchain
secara umum masih terhambat oleh tantangan-tantangan yang dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga aspek: 1) tantangan teknologi, 2) tantangan organisasi, dan 3) tantangan lingkungan. Saran
bagi penulis selanjutnya, diharapkan penulis dapat lebih memperdalam topik-topik terkait
teknologi blockchain. Bagi akuntan, diharapkan akuntan dapat menambah pengetahuan terkait
teknologi blockchain untuk mengantisipasi perubahan. Bagi perguruan tinggi, sebaiknya
perguruan tinggi mulai menambah materi atau pun mata kuliah baru terkait teknologi
blockchain. Terakhir, bagi regulator, regulator harus dapat memahami teknologi blockchain
agar bisa mengatur teknologi ini di kemudian hari. |
en_US |