Abstract:
Ketimpangan pendapatan merupakan suatu masalah yang dihadapi oleh setiap negara.
Ketimpangan dapat dilihat tidak hanya antar negara namun juga dapat dilihat antar wilayah.
Peningkatan akses layanan keuangan di Indonesia telah terjadi, namun hal itu diikuti oleh
peningkatan kesenjangan pendapatan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh
mana pengaruh dari inklusi keuangan terhadap kesenjangan pendapatan di 33 provinsi di
Indonesia. Penelitian ini tidak memasukkan provinsi Kalimantan Utara karena keterbatasan data.
Data yang digunakan merupakan data panel tahunan dari 2016 hingga 2021 berupa indeks inklusi
keuangan dan Rasio Gini yang diolah menggunakan teknik estimasi fixed effect method (FEM).
Meskipun salah satu komponen dari indeks inklusi keuangan yaitu jumlah kantor cabang bank
mengalami penurunan, indeks inklusi keuangan masih ditemukan dapat menurunkan
ketimpangan pendapatan di 33 provinsi di Indonesia. Peningkatan indeks inklusi keuangan dan
turunnya jumlah kantor cabang bank dapat mengindikasikan turunnya peran jumlah kantor
cabang bank dalam penyediaan layanan keuangan akibat digitalisasi.
