Abstract:
Perusahaan bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi beberapa jenis mebel (roomset dan kitchenset), seperti meja belajar, rak televisi, lemari pakaian, rak sepatu dan tempat tidur dengan kurang lebih 60 tipe produk mebel. Mebel diproduksi menggunakan sistem knockdown dan terbuat dari bahan baku particle board dan medium density fibreboard. Perusahaan sampai saat ini masih mengalami permasalahan pada perencanaan dan pengendalian proses produksi sehingga seringkali ditemukan produk cacat yang membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya rework terhadap produk tersebut. Pemeriksaan operasional diperlukan untuk mengetahui faktor penyebab kecacatan produk.
Pemeriksaan operasional adalah proses pemeriksaan yang dilakukan secara teratur dan sistematis terhadap operasi dan aktivitas intern perusahaan untuk memberikan penilaian terhadap efektivitas dan efisiensi perusahaan dengan membandingkan standar pengukuran kinerja dengan aktivitas yang akan diukur dan kemudian memberikan rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholders. Pemeriksaan operasional dilakukan terhadap perencanaan dan pengendalian proses produksi di mana perencanaan dan pengendalian produksi adalah proses penetapan kegiatan-kegiatan produksi dan pengawasan proses dan hasil produksi agar perusahaan dapat mencapai tujuannya.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah descriptive study. Sumber data yang digunakan berupa data primer, seperti hasil observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder, seperti dokumen rencana produksi, order produksi, worksheet produksi dan sebagainya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi lapangan dan studi literatur. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis kualitatif mengenai perencanaan dan pengendalian proses produksi dan faktor-faktor penyebab kecacatan produk serta analisis kuantitatif untuk menghitung jumlah produk cacat, jumlah komponen produk yang cacat dan biaya rework untuk memperbaiki komponen produk cacat. Objek penelitian adalah pemeriksaan operasional terhadap perencanaan dan pengendalian proses produksi. Sedangkan lokasi penelitian adalah PT. FGG.
Dari beberapa tipe produk mebel yang diproduksi perusahaan, diambil sample lima tipe produk, yaitu RTV-0801, LPC-22, LPC-29, LPC-32 dan LPC-39. Berdasarkan data dari bulan November 2015 hingga April 2016, perusahaan memproduksi lima tipe produk mebel tersebut dengan total produk sebesar 43.653 unit dan 1.070 unit produk (2,45%) mengalami kecacatan. Dari kelima tipe produk yang paling banyak diproduksi oleh perusahaan, dapat diketahui bahwa total jumlah kecacatan komponen adalah sebesar 2.071 buah (6,18%) dari sekitar 33.528 buah komponen yang diproduksi. Komponen yang paling banyak mengalami kecacatan pada tipe produk RTV-0801, LPC-22, LPC-29, LPC-39 adalah komponen samping (SP1/2) dan komponen pintu (P1/2) di mana jenis kecacatan yang dialami oleh komponen tersebut adalah lubang bor terbalik antara lubang yang dimaksudkan untuk engsel dan kunci. Pada komponen P1/2 yang terdapat pada tipe produk RTV-0801 biasanya mengalami kecacatan berupa edging yang mengelupas. Pada tipe produk LPC-32, komponen yang banyak mengalami kecacatan adalah komponen laci (L1/2/3/4) di mana jenis kecacatan yang biasanya terjadi, seperti particle board patah, foil beda motif, foil mengelupas, dan produk yang tergores. Total biaya rework terhadap kelima tipe produk tersebut adalah sebesar Rp. 39.968.800,00 (0,26%) dari total biaya produksi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan operasional, terdapat beberapa rekomendasi yang diajukan oleh peneliti untuk mengatasi permasalahan dalam perencanaan dan pengendalian proses produksi dalam upaya menekan kecacatan, yaitu menetapkan bagian PPIC agar bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan inventory dan ada pembagian peran di antara staf pengendalian kualitas untuk melakukan pengawasan terhadap proses produksi agar berjalan secara efektif dan efisien.