Abstract:
Bentuk dan Ruang merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam perwujudan arsitekturnya, khususnya dalam konteks arsitektur tradisional di Indonesia. Arsitektur tradisional Indonesia memiliki kekhasan dalam wujud ruang dan bentuk tersebut. Arsitektur tradisional tersebut berdasarkan fungsi dapat dibagi menjadi dua bagian yakni yang bersifat sakral seperti bangunan religi dan yang bersifat non sakral seperti bangunan hunian dan dungsi lainnya. Makalah ini membahas potensi pengembangan karakteristik yang bersumber bangunan-bangunan tradisional tersebut yang transformatif dan dikaitkan dengan kondisi di masa kini dan tantangan mendatang. Beberapa contoh penerapan arsitektur tradisional dalam konteks saat kini menunjukkan adanya wujud yang sangat beragam baik sekadar eklektik - tempelan maupun mendalam. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan argumentatif untuk menjelaskan konsekuensi kreativitas penggunaan unsur-unsur arsitektur tradisional Indonesia tersebut dalam menghasilkan wujud yang baru. Penerapan unsur-unsur masa lalu diharapkan tidak merendahkan nilai-nilai aslinya namun dapat memperkaya dan memperluas makna bahkan meningkatkan nilai keutamaannya, mengingat konteks waktu yang berbeda. Nilai-nilai yang terkandung dalam arsitektur tradisional tidak berhenti di masa lalu namun dapat direkontekstuitaskan sesuai dengan perkembangan jamannya, sehingga terjadi kesinambungan dialog antara past-present-future. Menggunakan representasi arsitektur tradisional dalam desain modern merupakan bagian dari proses rethink, reform, rebuild, reinvent, redefine, ataupun reevaluate, sehingga bersifat dinamis dan kontekstual terhadap perkembangan jamannya.