Abstract:
Taman konservasi dan budaya di Kota Sawahlunto merupakan area yang dikembangkan guna melindungi tanaman serta menjadi area pariwisata. Kawasan yang semula digunakan sebagai kegiatan pertambangan batu bara memiliki banyak cekungan yang berpotensi dijadikan kolam parkir banjir. Hal ini secara lebih lanjut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan penyiraman tanaman dalam pengembangan taman konservasi. Area taman konservasi dan budaya dibagi menjadi 3 kawasan, yaitu kawasan Taman Kandih dengan 1 kolam tampungan (kolam 2), kawasan taman bagian utara dengan 2 kolam tampungan (kolam 1A dan 1B), dan kawasan taman bagian selatan dengan 1 kolam tampungan (kolam 3). Berdasarkan hasil simulasi tampungan, diketahui volume kebutuhan air untuk penyiraman vegetasi dapat dipenuhi 100%. Karena volume kolam tampungan yang tersedia jauh lebih kecil dibandingkan potensi hujan yang jatuh, kolam akan mengalami limpas sepanjang tahun. Berdasarkan hasil pemodelan SWMM dengan banjir periode ulang 2 tahun, dimensi saluran drainase bervariasi antara 0,2 m x 0,2 m sampai dengan 0,5 m x 0,5 m. Kapasitas saluran yang direncanakan diketahui mampu mengalirkan debit banjir hingga periode ulang 5 tahun. Elevasi muka air maksimum pada masing-masing kolam 1A, kolam 1B, kolam 2, dan kolam 3 adalah +293,40 m, +295,00 m, +314,51 m, dan +315,57 m.