dc.description.abstract |
Kebutuhan manusia akan infrastruktur bangunan terus meningkat seiring dengan bertambahnya waktu,
sedangkan ketersediaan lahan akan semakin terbatas. Salah satu hal yang dapat mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan melakukan pembangunan ke arah atas seperti gedung pencakar langit atau ke
arah bawah seperti basement. Beton merupakan jenis material yang paling umum digunakan pada
gedung bertingkat yang memiliki pengaruh besar terhadap beban mati bangunan, sehingga dibutuhkan
jenis beton yang ringan. Salah satu cara untuk menghasilkan beton ringan adalah dengan menambahkan
foam atau busa pada campuran. Selain itu, cara lain untuk menghasilkan beton ringan adalah dengan
menggunakan agregat ringan seperti batu apung. Studi eksperimental ini membahas mengenai pengaruh
penambahan busa pada beton yang menggunakan batu apung sebagai agregat kasar. Benda uji akan
menggunakan 100% batu apung sebagai agregat kasar dengan variasi kadar foam sebesar 10%, 20%,
dan 30%. Nilai berat jenis yang didapat untuk benda uji dengan variasi kadar foam 10%, 20%, dan 30%
secara berurutan adalah 1854 kg/cm³, 1757 kg/cm³, dan 1657 kg/cm³. Nilai kekuatan tekan yang didapat
untuk benda uji dengan variasi kadar foam 10%, 20%, dan 30% secara berurutan adalah 18,557 MPa,
18,282 MPa, dan 15,669 MPa. Nilai kekuatan tarik belah yang didapat untuk benda uji dengan variasi
kadar foam 10%, 20%, dan 30% secara berurutan adalah 1,966 MPa, 1832 MPa, dan 1,75 MPa. Nilai
modulus elastisitas rata-rata untuk benda uji dengan variasi kadar foam 30% adalah 5201,303 MPa. Hasil
dari penelitian ini adalah kesimpulan bahwa pertambahan kadar foam pada beton dengan agregat kasar
batu apung akan mengurangi kekuatan tekan, kekuatan tarik belah, serta massa jenisnya. |
en_US |