dc.contributor.advisor |
Tjondro, Johannes Adhijoso |
|
dc.contributor.author |
Mazaya, Bondan Dhifan |
|
dc.date.accessioned |
2023-02-01T04:46:58Z |
|
dc.date.available |
2023-02-01T04:46:58Z |
|
dc.date.issued |
2022 |
|
dc.identifier.other |
skp42632 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/14328 |
|
dc.description |
6725 - FTS |
en_US |
dc.description.abstract |
Perkembangan peraturan bangunan tahan gempa di Indonesia menyebabkan terjadinya kenaikan gaya gempa desain serta perubahan mengenai tata cara perhitungan dalam analisis struktur tahan gempa. Kota Palu merupakan salah satu wilayah dengan kenaikan beban gempa yang cukup signifikan dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. Dengan demikian, perlu dilakukan analisis ulang terhadap struktur menggunakan peraturan terbaru untuk mengetahui apakah perlu dilakukannya retrofitting pada bangunan tersebut. Dalam hal ini, struktur yang dimodelkan untuk studi kasus adalah dua bangunan beton bertulang pemikul momen khusus ketinggian 12 lantai dan 6 lantai dengan siar dilatasi. Sehingga evaluasi terhadap jarak siar dilatasi yang didesain pun perlu dilakukan agar dapat mencegah terjadinya pounding. Proses retrofitting dilakukan dengan menambah rangka breising baja konsentris eksternal tipe inverted-v. Analisis dilakukan baik secara elastis menggunakan analisis modal respons spektrum maupun inelastis dengan analisis riwayat waktu. Lima buah rekaman percepatan gempa yang digunakan untuk analisis riwayat waktu antara lain, Gempa El Centro N-S 1940, Gempa Denpasar B-T 1979, Gempa Flores 1992, Gempa Parkfield N65E 1956, dan Gempa Bucharest N-S 1977.
Analisis elastis setelah struktur di-retrofit menunjukkan hasil yang baik ditunjukkan dengan berkurangnya luas tulangan perlu dan kebutuhan jarak pemisah minimum struktur. Hasil yang baik tersebut juga ditemukan pada analisis inelastis pada struktur B. Akan tetapi, pada analisis inelastis struktur A masih mengalami kegagalan lokal akibat terjadinya sendi plastis pada beberapa kolom yang mengakibatkan diperlukannya retrofitting lokal dengan melakukan penambahan tulangan longitudinal untuk elemen kolom tersebut. Tingkat kinerja struktur yang telah di-retrofit pada kedua bangunan terletak di antara rentang Immediate Occupancy (IO) dan Life Safety (LS). Nilai faktor kuat lebih (Ω0) rata-rata untuk struktur A adalah 3,95 dan 2,95 untuk struktur B. Sedangkan untuk faktor pembesaran defleksi (Cd) rata-rata yang didapat sebesar 3,09 pada struktur A serta 2,49 pada struktur B. |
en_US |
dc.language.iso |
Indonesia |
en_US |
dc.publisher |
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik - UNPAR |
en_US |
dc.subject |
siar dilatasi |
en_US |
dc.subject |
retrofitting |
en_US |
dc.subject |
breising baja konsentris khusus |
en_US |
dc.subject |
analisis respons spektrum |
en_US |
dc.subject |
analisis riwayat waktu |
en_US |
dc.subject |
tingkat kinerja struktur |
en_US |
dc.title |
Studi evaluasi jarak siar dilatasi gedung beton bertulang berdasarkan SNI 1726 : 2002 dengan SNI 1726 : 2019 dan retrofitting menggunakan breising baja konsentris khusus tipe Inverted-V |
en_US |
dc.type |
Undergraduate Theses |
en_US |
dc.identifier.nim/npm |
NPM6101801198 |
|
dc.identifier.nidn/nidk |
NIDN0407055801 |
|
dc.identifier.kodeprodi |
KODEPRODI610#Teknik Sipil |
|